Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjadi sorotan tajam publik negara itu usai menetapkan status darurat militer di negaranya pada Selasa (3/12) lalu.
Namun, Yoon kemudian resmi mencabut status darurat militer tersebut pada Rabu (4/12) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain, status tersebut baru berlaku selama 12 jam usai ditetapkan pada Selasa lalu.
Yoon Suk Yeol lahir di Kota Seoul, Korea Selatan, pada 18 Desember 1960. Ia merupakan anak dari seorang akademisi berpengaruh di Korsel.
Ayahnya, Yoon Ki-jung, merupakan seorang profesor ekonomi di Universitas Yonsei. Sementara, sang ibu, Choi Seong-ja, merupakan seorang dosen di Universitas Ewha.
Yoon menempuh pendidikannya di jurusan Hukum di Seoul National University dan lulus pada 1983. Kemudian, ia menempuh pendidikan magister hingga 1988 di jurusan yang sama dan di universita yang sama.
Dilansir laman resmi Presiden Korsel, Yoon memulai kariernya sebagai seorang jaksa pada 1994. Sejak saat itu, kariernya terus menanjak pesat hingga berhasil menduduki posisi penting kenegaraan.
Pada 2019, misalnya, Yoon diangkat menjadi Kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat dan diangkat sebagai Jaksa Agung di Pengadilan Tinggi Seoul.
Selama menjadi jaksa agung, Yoon dikenal sebagai jaksa yang berpegang teguh pada konstitusi. Ia juga sudah berkontribusi memberantas dan mengungkap kasus-kasus korupsi besar di Korsel.
Pada Maret 2022, Yoon resmi terpilih menjadi Presiden Korsel. Yoon mengalahkan pemimpin oposisi Korsel saat itu, Lee Jae Myung, dengan perolehan suara yang sangat tipis.
Lee saat itu tidak terima Yoon terpilih menjadi Presiden Korsel. Ia menuding Yoon melakukan kecurangan selama pilpres berlangsung untuk memuluskan jalannya menjadi orang nomor 1 di Negeri Ginseng.
Bahkan, Lee saat itu juga menyebut kemenangan Lee dalam pilpres Korsel 2022 sebagai tindakan "ilegal dan inkonstitusional".
Meski begitu, rentetan protes yang dilontarkan Lee tidak bisa berbuat banyak. Sebab, Yoon akhirnya resmi dilantik menjadi Presiden Korsel ke-20 2 bulan setelah ia memenangkan kontestasi pilpres Korsel, yakni pada Mei 2022.
Yoon terjun ke dunia politik dengan tujuan yang mulai. Ia ingin menjadikan Korsel menjadi negara yang menjunjung tinggi kebebasan dan kreativitas, serta negara yang menjunjung tinggi generasi masa depan dan masyarakat yang kurang mampu.
Selain itu, Yoon juga ingin menjadikan Korsel sebagai negara yang memenuhi tanggung jawabnya dan berbagi nilai-nilai universal dengan masyarakat internasional.
Lihat Juga :![]() BREAKING NEWS Korea Selatan Umumkan Darurat Militer |
Hal ini sesuai dengan janjinya saat resmi dicalonkan menjadi Presiden Korsel pada Juni 2021. "Saya akan menegakkan kembali demokrasi liberal, supremasi hukum, dan nilai keadilan yang berlaku di semua era dan generasi di negara ini," ujar Yoon.
Saya akan memastikan bahwa setiap orang menikmati keadilan dalam kehidupan sehari-hari mereka sebelum mereka berhenti sejenak untuk merenungkan apa arti keadilan," lanjut Yoon.
Bersambung ke halaman berikutnya...