FBI menyatakan masih menawarkan hadiah hingga US$1 juta atau sekitar Rp15,86 miliar (US$1=Rp15.865,25) untuk informasi yang dapat membantu jurnalis AS Austin Tice kembali dengan selamat dari Suriah.
Penawaran itu ditegaskan pada Minggu (8/12) atau beberapa jam setelah runtuhnya rezim Bashar al-Assad yang membuatnya kabur dari Suriah dan kini disebut sudah berada di Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengingat kejadian baru-baru ini di Suriah, FBI memperbarui seruan kami untuk informasi yang dapat membantu menemukan lokasi yang aman, menemukan kembali, dan mengembalikan Austin Bennett Tice, yang ditahan di Damaskus pada Agustus 2012," kata FBI.
Presiden Joe Biden juga sempat menyinggung mengenai Austin Tice dalam pidatonya pada Minggu (8/12) saat mengomentari jatuhnya rezim Assad.
"Kami menyadari bahwa ada warga Amerika di Suriah, termasuk mereka yang tinggal di sana. Begitu juga dengan Austin Tice, yang ditawan lebih dari 12 tahun yang lalu. Kami tetap berkomitmen untuk mengembalikannya kepada keluarganya," katanya.
Tice menghilang di Damaskus, Ibu Kota Suriah, saat dia bekerja sebagai jurnalis lepas untuk CBS, The Washington Post, dan The McClatchy Company.
Keluarga Tice mengatakan Austin sedang bepergian di pinggiran Damaskus, Darayya, untuk mengerjakan salah satu karya terakhirnya untuk musim panas pada 13 Agustus 2012, ketika dia ditahan di sebuah pos pemeriksaan.
Dia seharusnya berangkat ke Libanon keesokan harinya. Penduduk asli Texas dan veteran Korps Marinir AS itu seharusnya pulang untuk menyelesaikan tahun terakhir sekolah hukumnya di Universitas Georgetown.
Sejak itu, satu-satunya informasi yang diterima keluarga Tice dari para penculiknya adalah video 43 detik yang muncul lima minggu setelah dia menghilang.
Video itu berjudul "Austin Tice is Alive" dan menunjukkan Tice dan sekelompok pria bersenjata, tetapi tidak berisi informasi lain.
Sementara itu, pemerintah Suriah pada 2022 membantah memegang atau memiliki informasi tentang keberadaan Austin Tice.
Komentar itu muncul seminggu setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington tahu dengan pasti bahwa Tice ditahan oleh pemerintah Suriah.
(afp/chri)