Menteri transportasi Inggris Heidi Alexander mengatakan insiden kebakaran itu berada di luar kendali Bandara Heathrow.
"Mereka telah menyusun rencana ketahanan mereka dengan sangat cepat dan telah bekerja sama erat dengan semua responden darurat dan operator maskapai," kata Heidi Alexander.
"Tidak ada dugaan pelanggaran hukum saat ini, tetapi Anda akan menghargai penyelidikan yang berpikiran terbuka," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ahli penerbangan mengatakan terakhir kali bandara Eropa mengalami gangguan dalam skala besar adalah awan abu vulkanik Islandia tahun 2010 yang menyebabkan sekitar 100.000 penerbangan dibatalkan.
Sementara penerbangan kembali beroperasi, masih perlu waktu sebelum semua layanan penumpang terjadwal kembali normal.
"Kami memiliki rekan awak kabin dan pesawat yang saat ini berada di lokasi yang tidak kami rencanakan," kata Sean Doyle, kepala eksekutif British Airways, maskapai penerbangan terbesar di Heathrow yang memiliki 341 penerbangan yang dijadwalkan mendarat di sana pada hari Jumat (21/3).
"Sayangnya, ini akan berdampak besar pada semua pelanggan kami yang terbang bersama kami selama beberapa hari mendatang," tuturnya.
Pemadam kebakaran mengatakan penyebab kebakaran tidak diketahui, tetapi 25.000 liter minyak pendingin di transformator gardu induk terbakar. Pada pagi hari, transformator terlihat membara, disiram busa pemadam kebakaran berwarna putih.
Penumpang yang terlantar di London dan menghadapi kemungkinan gangguan selama berhari-hari berusaha keras untuk membuat pengaturan perjalanan alternatif.
"Ini cukup menegangkan," Robyn Autry, 39, seorang profesor, yang seharusnya terbang pulang ke New York, AS. "Saya khawatir tentang berapa banyak biaya yang harus saya keluarkan untuk memperbaikinya," sambungnya.
Harga hotel di sekitar Heathrow melonjak, dengan situs pemesanan menawarkan kamar seharga 500 pound sterling, kira-kira lima kali lipat dari harga normal.
(wiw)