Negara Muslim Ini Pernah Permalukan Rusia, Kini Nasibnya Tragis

CNN Indonesia
Minggu, 25 Mei 2025 08:20 WIB
Negara mayoritas muslim ini pernah mempermalukan Rusia saat masih bernama Uni Soviet pada 1979 silam.
Pasukan mujahidin Afghanistan anti-Soviet. (AFP/-)

Meski pernah sukses memukul mundur Uni Soviet, Afghanistan kini malah mengalami nasib tragis.

Afghanistan saat ini dipimpin oleh Taliban, kelompok Islam garis keras yang perdana muncul pasca-kekalahan Uni Soviet.

Kelompok ini pertama kali dibentuk pada 1994 dengan dukungan Arab Saudi. Pada 1996, Taliban naik ke tampuk kuasa dengan mengusung janji mengembalikan perdamaian dan keamanan Afghanistan berdasarkan Syariah Islam. Kelompok ini pun memimpin negara itu hingga tahun 2001.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama masa kepemimpinannya, Taliban memang berhasil merengkuh popularitas lewat keberhasilannya memberantas korupsi dan membatasi pelanggaran hukum. Kendati begitu, pada saat yang sama, Taliban juga menggenjot hukum Syariah yang kontroversial, salah satunya mengeksekusi di depan publik pelaku pembunuhan dan pezina.

Taliban juga menetapkan pembatasan ketat terhadap aktivitas perempuan di ruang publik. Kelompok ini juga melarang berbagai macam bentuk hiburan seperti musik dan film.

Pemerintahan Taliban mulai goyang setelah insiden serangan Al Qaeda ke World Trade Centre, New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001. Al Qaeda adalah kelompok yang didukung Taliban.

Taliban dituduh melindungi Osama Bin Laden dan Al Qaeda yang saat itu diburu AS. Karena hal ini, AS melancarkan invasi ke Afghanistan, yang akhirnya menjatuhkan kekuasaan Taliban.

Pada 2021, kelompok ini akhirnya kembali memerintah Afghanistan. Taliban meraih kekuasaannya saat AS bersiap menarik pasukan dari negara itu.

Taliban dengan cepat merebut kota-kota besar, termasuk Kabul. Kini, mereka kembali menguasai Afghanistan dan memberlakukan kembali hukum syariat garis kerasnya.

Pemerintahan Taliban kali ini dilaporkan lebih parah dari sebelumnya. Perempuan dan kelompok agama minoritas seperti Kristen menjadi pihak-pihak yang paling menderita di bawah kepemimpinan Taliban.

Laporan organisasi pengawas penganiayaan agama asal California, Open Doors USA, mencatat orang-orang Kristen di Afghanistan harus bersembunyi demi bisa hidup.

Mereka juga kerap melarikan diri karena Taliban sering masuk ke rumah-rumah warga untuk menculik gadis-gadis guna dinikahkan dengan anggota mereka.

Perempuan lain, baik itu muslimat sekali pun, juga mengalami penderitaan serupa. Para perempuan di Afghanistan dilarang bekerja, mengenyam pendidikan, dan berada di ruang publik seperti tempat olahraga.

Mereka yang menentang aturan akan ditahan, dihukum, bahkan disiksa.

(blq/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER