Selama diasuh oleh Halimah, Nabi Muhammad tumbuh dengan sehat dan cepat.
Ketika usianya mencapai dua tahun, Halimah dan suaminya mengembalikannya kepada Aminah.
Namun karena khawatir terhadap penyakit di Makkah, mereka meminta izin untuk membawa Muhammad kembali, dan Aminah pun mengizinkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah masa kedua tinggalnya dengan Halimah, terjadi sebuah peristiwa mengejutkan.
Anak kandung Halimah datang berlari dan mengatakan bahwa dua pria berpakaian putih telah membuka dada Muhammad dan mengotak-atik isinya.
Ketika Halimah dan Harits menemui Muhammad, ia memang terlihat pucat tetapi tidak terluka sedikit pun.
Peristiwa ini kemudian dijelaskan oleh Nabi Muhammad bahwa malaikat telah membersihkan hatinya dari sesuatu yang gelap dengan air salju dari wadah emas.
Karena ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa Muhammad, Halimah akhirnya memutuskan untuk mengembalikannya secara permanen kepada Aminah di Makkah.
Meski semula enggan, Aminah menerima putranya kembali dan menanggapi pengalaman luar biasa itu dengan keyakinan bahwa "hal besar" akan terjadi dalam hidup Muhammad.
Pengasuhan Nabi Muhammad oleh suku Badui memberi pengaruh besar pada kepribadiannya.
Di sana beliau menghirup udara gurun yang membentuk fisik yang tangguh, menyerap bahasa Arab murni yang kemudian menjadi senjatanya dalam menyampaikan wahyu, dan tumbuh dalam suasana kebebasan yang memperkuat jiwa dan kepemimpinannya.
Dengan demikian, suku Badui bukan hanya menjadi bagian dari kisah masa kecil Rasulullah, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk karakter dasar seorang Nabi yang kemudian akan membawa perubahan besar bagi dunia.
(isa/bac)