Konflik kembali memanas pada 2011, kali ini meluas hingga ke kompleks Candi Ta Muen Thom.
Pertempuran berlangsung selama beberapa hari dan menyebabkan sebanyak 40 orang tewas. Kedua pihak saling menuduh telah melanggar wilayah satu sama lain.
Meski begitu, setelah tekanan dari ASEAN dan masyarakat internasional, kedua negara sepakat untuk meredakan ketegangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan antara pejanat tinggi militer dilakukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Meski tidak berupa pertempuran langsung, insiden hilangnya aktivis muda Thailand, Wanchalerm Satsaksit, yang diyakini diculik di Phnom Penh, memperburuk hubungan bilateral.
Dugaan keterlibatan aparat memperkuat kesan kerja sama bayangan antara lembaga keamanan kedua negara, dan menambah ketidakpercayaan publik.
Pada akhir 2024 hingga pertengahan 2025, konflik kembali memanas dengan dimensi yang lebih kompleks.
Ketegangan kembali meningkat setelah Kamboja menuduh Thailand sebagai pihak yang memicu konflik di kawasan perbatasan Ta Muen Thom.
Pada Mei 2025, seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas akibat bentrokan.
Meski sempat dilakukan dialog antara komandan militer kedua negara, insiden ledakan ranjau yang melukai lima tentara Thailand pada Rabu (23/7) memicu kemarahan dan memperluas skala pertempuran.
Hingga Jumat (25/7), Thailand melaporkan sebanyak 15 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Di pihak Kamboja, satu warga sipil turut dilaporkan meninggal dunia.
(zdm/bac)