Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengecam Kamboja karena telah melakukan kejahatan perang serius dengan menembaki komunitas dan rumah sakit (RS) Thailand.
Phumtham juga mendesak komunitas internasional untuk turut mengutuk tindakan Kamboja tersebut seiring dengan perluasan status darurat militer.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di Gedung Pemerintahan pada Jumat (25/7), Phumtham mengatakan bahwa Kamboja menyerang Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan kekecewaan bahwa Kamboja melepaskan tembakan meskipun Thailand telah bersabar dan lebih memilih solusi damai sesuai dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Pria berusia 71 tahun ini menuduh Kamboja melanggar hukum internasional dan norma kemanusiaan dengan menyerang rumah sakit dan komunitas Thailand yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari perbatasan sejak Kamis (24/7).
"Tiga belas warga sipil Thailand, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia, tewas, dan properti mengalami kerusakan parah," kata Phumtham, seperti dilansir Bangkok Post, Jumat (25/7). "Ini dianggap sebagai kejahatan perang berat," tegasnya.
Menteri Luar Negeri Thailand telah memberitahu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan PBB pada Kamis mengenai "serangan Kamboja yang tanpa pandang bulu, terutama terhadap orang-orang yang tidak bersalah." Menteri tersebut menyerukan komunitas internasional untuk mengutuk tindakan tidak manusiawi Kamboja.
Phumtham mencatat bahwa angkatan bersenjata Thailand membatasi pembalasan mereka pada target militer di Kamboja, bertindak dalam rangka membela diri sesuai dengan hukum internasional.
Ia menambahkan bahwa sekitar 100.000 warga Thailand telah dievakuasi dari daerah yang terdampak, dan pemerintah menginstruksikan semua maskapai penerbangan untuk mengoperasikan penerbangan khusus guna membawa pulang warga Thailand dengan aman dari Kamboja.
Para menteri dijadwalkan mengunjungi provinsi-provinsi timur laut, yaitu Buri Ram, Si Sa Ket, Surin, dan Ubon Ratchathani pada Sabtu (26/7) untuk menunjukkan dukungan moral dan memastikan keamanan lokal.
Phumtham menekankan bahwa insiden perbatasan ini bukanlah konflik antarwarga negara kedua negara, melainkan "bentrokan perbatasan untuk melindungi kedaulatan dan menanggapi penyerbu."
Sementara itu, Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi dan Trat memperluas status darurat militer di provinsi-provinsi timur Chanthaburi dan Trat, yang berbatasan dengan Kamboja.
Keadaan darurat militer kini mencakup distrik Kaeng Hang Maew, Khao Khitchakut, Laem Sing, Makham, Muang, Na Yai Am, dan Tha Mai di Chanthaburi, serta Khao Saming di Trat.
Komando Angkatan Darat Kedua melaporkan pada Jumat malam bahwa Kamboja berusaha menggunakan pasukan infanteri untuk menyerang pangkalan militer Thailand di daerah Chong Bok, Sam Tae, Phu Makhuea, Chong Ta Thao, Prasat Ta Muen, dan Prasat Ta Kwai.
(wiw)