Thailand-Kamboja Gencatan usai Dimediasi PM Malaysia, Ditekan Trump

CNN Indonesia
Senin, 28 Jul 2025 17:43 WIB
Thailand dan Kamboja akhirnya sepakat gencatan senjata dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai mediator pada Senin (28/7).
PM Kamboja Hun Manet (kiri), PM Malaysia Anwar Ibrahim (tengah), dan PM sementara Thailand Phumtham Wechayachai usai menyepakati gencatan senjata.(Foto: AFP/MOHD RASFAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Thailand dan Kamboja akhirnya sepakat gencatan senjata dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai mediator pada Senin (28/7).

Dalam pernyataan pers usai perundingan selesai, Anwar mengumumkan gencatan senjata ini akan mulai berlaku Senin tengah malam nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baik Kamboja dan Thailand telah menemui pemahaman bersama sebagai berikut: Satu, gencatan senjata segera dan tanpa syarat yang berlaku selama 24 jam, tengah malam 28 Juli 2025, malam ini," ucap Anwar usai perundingan selesai seperti dikutip AFP.

Gencatan senjata ini mengakhiri perang lima hari terakhir antara Kamboja dan Thailand di perbatasan.

Sejak perang pecah, Anwar, sebagai Ketua ASEAN tahun ini, sudah mendesak kedua negara untuk segera memulai perundingan gencatan senjata.

Kamboja dan Thailand pun sepakat memulai pembicaraan setelah mendapat tekanan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Perundingan gencatan senjata pun digelar hari ini di rumah dinas Anwar di ibu kota administratif Malaysia, Putrajaya.

Perdana Menteri sementara Thailand Phumtham Wechayachai memimpin delegasi Bangkok dalam pembicaraan hari ini. Sementara itu, delegasi Kamboja dipimpin Perdana Menteri Hun Manet dalam perundingan tersebut.

Sejumlah foto yang dirilis pemerintah Thailand dan Malaysia memperlihatkan duta besar China dan Amerika Serikat di Malaysia turut hadir dalam perundingan gencatan senjata demi mengakhiri perang lima hari dua negara ASEAN ini.

"Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mencapai gencatan senjata segera, yang diinisiasi Presiden Donald Trump dan disetujui oleh Perdana Menteri Kamboja dan Thailand," kata Manet melalui akun X-nya.

Trump memang mengatakan telah menelepon PM Kamboja dan Thailand demi mendesak kedua negara gencatan senjata. Ia bahkan mengancam bahwa AS ogah memulai negosiasi kesepakatan tarif perdagangan jika kedua negara masih berperang.

AS telah lama dikenal sebagai sekutu Thailand. Sementara itu, Kamboja memiliki relasi yang sangat dekat dengan China.

Hun Manet juga mengunggah foto selama perundingan berlangsung, memperlihatkan para delegasi duduk di meja berbentuk U.

Dilansir dari Al Jazeera, pembicaraan itu dihelat mulai pukul 15.00 waktu Malaysia.

Malaysia tahun ini menjadi ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Sejak Thailand dan Kamboja bertukar tembakan pada Kamis (24/7), Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sudah menawarkan untuk memediasi konflik dua tetangganya itu.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER