Tragedi di Gaza, SBY Soroti Kegagalan Dunia Menjaga Nurani Peradaban

CNN Indonesia
Rabu, 30 Jul 2025 15:52 WIB
SBY menyebut tragedi di Gaza contoh nyata kegagalan dunia menjaga nurani peradaban. (CNN Indonesia/Zacky Damenta)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyoroti gejala krisis besar dalam peradaban modern dunia, mulai dari hilangnya nilai kemanusiaan, politik tanpa jiwa, hingga melemahnya solidaritas global.

Dalam pidato peradaban berjudul World Disorder and the Future of Our Civilisation, SBY menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza adalah potret nyata kegagalan dunia internasional dalam menjaga nurani peradaban.

"Peradaban tanpa nilai kini menjadi kenyataan," ujar SBY.

SBY juga menyoroti fenomena politik yang kehilangan jiwa.

Demokrasi yang seharusnya menghargai tinggi keadilan dan kebenaran justru tergelincir menjadi alat kepentingan kekuasaan semata.

"Pemimpin populis mengejar elektabilitas jangka pendek, sementara politik identitas menguat," kata SBY.

Selain itu, menurut SBY, solidaritas global mengalami erosi mendalam.

Dunia yang seharusnya bersatu dalam menghadapi penderitaan manusia justru terpecah karena kepentingan politik dan ekonomi. Konflik di Gaza, menurutnya, adalah bukti nyata.

"Tragedi di Gaza, yang menewaskan puluhan ribu warga sipil termasuk anak-anak, adalah cermin dari krisis solidaritas global. Penderitaan manusia dibiarkan, karena politik dan diplomasi tak mampu menjawab," ujar SBY.

SBY juga mengingatkan bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi. Jika dunia tidak segera bertindak, peradaban akan menghadapi kelumpuhan total.

"Jika situasi ini dibiarkan, kita menghadapi potensi kelumpuhan total sistem. Dunia kita sudah dalam keadaan tidak baik. Ini menunjukkan bahwa peradaban dunia sedang mengalami krisis - krisis nilai, krisis solidaritas, bahkan krisis spiritual," tutur SBY.

Ia menyebut situasi global saat ini sebagai "world disorder", sebuah istilah untuk menggambarkan bagaimana berbagai krisis yang awalnya bersifat sektoral kini saling terkait dan saling memperburuk.

"Negara-negara otoriter bahkan menggunakan kemajuan teknologi untuk memperkuat pengawasan terhadap warganya, dan fakta bisa dibengkokkan," kata SBY.

Ia dengan tegas mengkritik Israel bahwa pelanggaran hak asasi manusia akibat blokade bantuan kemanusiaan ke Palestina justru dikaburkan dengan manipulasi informasi melalui teknologi.

Dalam penutupnya, SBY menyerukan agar komunitas global tidak lagi menutup mata.

Dunia, menurutnya, harus kembali pada nilai-nilai dasar kemanusiaan dan keadilan, serta menempatkan perdamaian sebagai prioritas utama.

(bac/zdm/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK