Rusia Nyatakan Tak Lagi Terikat Moratorium Rudal Jarak Pendek-Menengah

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2025 05:39 WIB
Ilustrasi. Kemenlu Rusia dalam pernyataan pada awal pekan ini menegaskan tak lagi terikat moratorium penempatan rudal jarak pendek dan menengah yang diteken di era Soviet. (Istockphoto/Alexander C)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia tidak lagi menganggap dirinya terikat moratorium penempatan rudal jarak pendek dan menengah.

Demikian pernyataan Kemenlu Rusia pada Senin (4/8), seperti dikutip dari Reuters.

Sejak Amerika Serikat (AS) menarik diri dari traktat rudal tersebut pada 2019, Rusia sebelumnya menyatakan tak akan mengerahkan senjata semacam itu asal Washington tak melakukannya.

Namun, baru-baru ini Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan Moskow arus menanggapi apa yang disebutnya "tindakan destabilisasi" oleh AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di bidang strategis.

"Karena situasi berkembang menuju pengerahan rudal darat jarak menengah dan pendek buatan AS di Eropa dan kawasan Asia-Pasifik, Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat bahwa persyaratan untuk mempertahankan moratorium sepihak atas pengerahan senjata serupa telah hilang," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Sementara itu, pada Senin kemarin, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyalahkan negara-negara NATO atas pencabutan moratorium rudal nuklir jarak pendek dan menengah. Menurut Medvedev, Moskow akan mengambil langkah lebih lanjut sebagai tanggapan.

Medvedev, yang telah terlibat dalam adu argumen panas dengan Presiden AS Donald Trump di media sosial, menyampaikan komentarnya setelah Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow tidak lagi menganggap dirinya terikat oleh moratorium pengerahan rudal nuklir jarak pendek dan menengah.

"Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia tentang pencabutan moratorium pengerahan rudal jarak menengah dan pendek merupakan hasil dari kebijakan anti-Rusia negara-negara NATO," tulis Medvedev dalam bahasa Inggris di X.

"Ini adalah kenyataan baru yang harus dihadapi oleh semua lawan kita. Nantikan langkah-langkah selanjutnya," imbuhnya.

Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pernyataannya tersebut.

Sebelumnya, AS menarik diri dari perjanjian penempatan rudal nuklir jarak dekat dan menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF) pada 2019 silam dengan alasan ketidakpatuhan Rusia. Rusia kemudian menyatakan tidak akan mengerahkan senjata semacam itu asalkan Washington tidak melakukannya.

Perjanjian INF itu diteken pada 1987 silam oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan. Perjanjian itu menghapuskan seluruh kelas senjata-rudal yang diluncurkan dari darat dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer.

(reuters/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK