Eropa Selatan dari Portugal-Spanyol Kondisi Siaga Hadapi Panas Ekstrem

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2025 06:03 WIB
Wilayah Eropa selatan dari Prancis, Portugal, hingga Spanyol berada dalam siaga tinggi karena cuaca panas ekstrem dan memicu risiko karhutla pekan ini.
Seorang perempuan mencoba menghindari cuaca panas di Seville, Spanyol, beberapa hari lalu. REUTERS/Claudia Greco)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah Eropa selatan dari Portugal hingga Spanyol berada dalam siaga tinggi karena panas ekstrem dan kondisi kering yang dapat memicu risiko kebakaran hutan (karhutla).

Mengutip dari AFP, masing-masing pemerintah Portugal dan Spanyol sejak Minggu (3/8) telah mengeluarkan peringatan siaga menghadapi panas ekstrem di kawasan semenanjung Iberia tersebut.  Prakiraan cuaca memperkirakan temperatur udara akan berada antara 5-10 derajat celsius di atas suhu normal musiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan di cuaca panas ekstrem hingga karhutla di Portugal itu disampaikan hingga Kamis (7/8) mendatang.

Menteri Dalam Negeri Portugal Maria Lucia Amaral mengumumkan langkah-langkah pencegahan yang ketat sepanjang minggu, dengan melarang akses ke hutan, penggunaan mesin di daerah pedesaan, dan perangkat kembang api.

Di wilayah Extremadura dan Andalusia, Spanyol, temperatur udara bahkan disebutkan bisa mencapai 42 derajat celsius. Petugas pemadam kebakaran di Spanyol telah berjibaku mencoba memadamkan karhutla seluas 570 hektare di dekat kota Vilardevos.

Sementara itu, tiga kebakaran hutan masih aktif di Ponteceso, wilayah A Coruna, yang berdampak pada area seluas lebih dari 400 hektare.

"Terdapat aktivitas pembakaran yang intens, dengan sekitar 50 peringatan setiap hari dan kondisi cuaca yang tidak mendukung," kata Menteri Urusan Pedesaan Daerah Maria Jose Gomez

Pihak berwenang di masing-masing negara Eropa selatan itu telah mengeluarkan peringatan merah dan oranye serta memobilisasi pasukan pemadam kebakaran.

Badan Meteorologi Prancis (Meteo-France) menempatkan wilayah Aude di Prancis selatan dalam siaga merah untuk kebakaran hutan pada Selasa (4/8) ini.

Itu merupakan tingkat peringatan tertinggi, dengan peringatan akan risiko "sangat tinggi" akibat suhu panas ekstrem dan angin kering.

Kemudian, wilayah di sekitar Carcassonne kemungkinan mengalami lonjakan suhu hingga 35 derajat celsius. Kawasan tersebut pada Juli lalu mengalami karhutla hebat. Lebih dari 1.000 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang menghanguskan lebih dari 2.000 hektar lahan di Aude.

Selain itu, sembilan wilayah Prancis lainnya, termasuk Haute-Garonne, Herault, Gard, dan Bouches-du-Rhone, berada dalam status siaga oranye (tinggi) untuk risiko kebakaran.

Gelombang panas di negara-negara nordik

Heatwave ternyata tak hanya dialami negara-negara Eropa di pesisir Laut Mediterania saja. Suhu yang memecahkan rekor juga terjadi di negara-negara nordik, yang selama beberapa tahun terakhir pariwisatanya meningkat karena fenomena 'coolcations' paduan kata cool dan vacation yang bila diartikan sederhana berarti 'liburan di tempat dingin'.

Pada Senin lalu, Institut Meteorologi Finlandia menyatakan negara itu baru saja melewati 22 hari dengan suhu di atas 30 derajat celsius. Meteorologi Finlandia menyatakan itu adalah gelombang panas terpanjang sejak pencatatan dimulai pada tahun 1961.

Di kota Rovaniemi, Finlandia yang disebut-sebut sebagai kampung halamannya Santa Claus, temperatur udaranya mencapai di atas 30 derajat celsius pekan lalu.

Selain itu, Juli juga merupakan bulan terpanas ketiga yang tercatat di Norwegia sejak pencatatan dimulai pada tahun 1901, dengan suhu 2,8 derajat Celsius lebih tinggi daripada rata-rata musiman nasional. 

Institut Meteorologi Norwegia menyatakan felombang panas selama dua pekan, antara 12 dan 25 Juli, juga merupakan yang terpanas yang pernah tercatat di negara itu. Mereka menyebutnya dengan istilah 'malam tropis', di mana suhu tidak turun di bawah 20 derajat celsius.

Kemudian di Haparanda, Swedia utara jauh, suhu udaranya mencapai 25 derajat celsius atau lebih selama 14 hari beruntun pada Juli lalu. Institut Hidrologi dan Meteorologi Swedia menyatakan gelombang panas selama lebih dari 15 hari adalah sesuatu yang tak pernah terjadi dalam seabad terakhir di sana.

(afp/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER