Suara politikus Demokrat Zohran Mamdani yang vokal mendukung Palestina disebut membantu membawa dirinya memenangkan pemilihan primer partai dan menjadi kandidat Wali Kota New York pada pemilihan November mendatang.
Menurut jajak pendapat terbaru pada Selasa (4/8), dukungan Mamdani yang blak-blakan terhadap hak Palestina selama beberapa tahun terakhir menjadi isu "yang memperkuat" kampanye dirinya secara signifikan, hingga meraih dukungan terbanyak dalam pemilu primer Demokrat beberapa pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemilihan tersebut, Mamdani bahkan meraih jumlah suara terbanyak dalam sejarah pemilu pendahuluan di kota tersebut.
Sebanyak 78 persen pemilih yang berpartisipasi dalam pemilu pendahuluan di New York menyatakan sepakat dengan pandangan Mamdani bahwa Israel tengah melakukan genosida di Jalur Gaza. Sementara itu, 79 persen responden juga sepakat bahwa pengiriman senjata ke Israel harus dibatasi.
Selain itu, 63 persen dari para pemilih tersebut juga mendukung penangkapan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berdasarkan surat perintah dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), jika ia berkunjung ke New York City. Mamdani sendiri telah menyatakan bahwa ia akan melakukannya jika terpilih sebagai wali kota pada November mendatang.
Jajak pendapat ini dibuat oleh Institute for Middle East Understanding (IMEU) Policy Project dan Data for Progress, yang mengumpulkan jawaban dari 513 pemilih dalam pemilu pendahuluan Partai Demokrat pada 11-17 Juli 2025.
Menariknya, dalam ketiga isu utama tersebut, segmen pemilih yang paling banyak mendukung pandangan Mamdani berasal dari kelompok yang tidak memberikan suara dalam pemilu wali kota terakhir pada 2021.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka kemungkinan belum cukup umur untuk memilih saat itu atau baru kali ini terdorong untuk datang ke tempat pemungutan suara karena kampanye Mamdani.
Ketika responden ditanya tentang isu-isu yang memengaruhi keputusan mereka dalam memilih Mamdani, dua jawaban teratas adalah soal rencananya untuk menurunkan biaya hidup (89 persen), dan rencananya untuk mengenakan pajak pada orang kaya serta melawan korporasi besar (86 persen).
Sementara itu, alasan ketiga yang paling banyak disebut adalah dukungan Mamdani terhadap hak-hak Palestina, yang mencapai 62 persen.
Di antara pemilih baru pada 2025, angka itu melonjak menjadi 83 persen, seiring dengan meningkatnya suara dari sejumlah negara bagian dan kalangan akademisi internasional, termasuk pakar dan LSM asal Israel, yang menyebut perang Israel di Gaza sebagai bentuk genosida.
Gelombang dukungan terhadap Palestina yang melejit melalui kemenangan Mamdani menunjukkan bahwa Partai Demokrat kini semakin terputus dari suara pemilihnya, ungkap Hamid Bendaas, Direktur Komunikasi IMEU Policy Project kepada Middle East Eye.
"Data yang ada menunjukkan tingkat kesepakatan yang hampir bulat dari para pemilih, terhadap isu-isu yang hanya berani disuarakan oleh segelintir anggota Kongres dari Partai Demokrat-seperti menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida dan menyerukan pembatasan bantuan senjata ke Israel," ujar Bendaas.
IMEU dalam pernyataannya juga mencatat bahwa jajak pendapat ini mengambil sampel tambahan dari distrik kongres ke-10 New York, yang diwakili oleh Dan Goldman, anggota Kongres yang "didanai oleh AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) dan secara konsisten memberikan suara mendukung legislasi anti-Palestina bersama Partai Republik."
AIPAC adalah kelompok lobi pro-Israel paling berpengaruh di AS, dan telah mengucurkan jutaan dolar kepada politisi berdasarkan senioritas dan pengaruh mereka.
Sementara itu, lawan utama Mamdani, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, juga diketahui mendapat dukungan dari AIPAC.
"Ada beberapa hal yang perlu dicermati di sini. Pertama, keyakinan umum bahwa mengkritik pemerintah Israel adalah hal yang berisiko bagi seorang politisi," kata Bendaas. "Risikonya nyata, karena akan ada pihak berkepentingan dengan kekuatan finansial besar yang menggelontorkan dana untuk menyerang Anda melalui iklan, dan itulah yang terjadi dalam pemilu ini-tampaknya termotivasi oleh kritik Mamdani terhadap pemerintah Israel dan dukungannya terhadap Palestina."
Namun, meski kampanyenya kalah dari sisi pendanaan dengan rasio **8:1 dibandingkan Cuomo**, Mamdani tetap unggul dengan meyakinkan di pemilu pendahuluan.
"Yang kami temukan adalah bahwa khususnya dalam lingkup pemilih Partai Demokrat, pandangan mereka sangat kompak: mereka mendukung hak-hak Palestina dan sangat kritis terhadap pemerintah Israel. Bahkan jutaan dolar sekalipun tidak bisa mengalahkan hal itu," kata Bendaas kepada *Middle East Eye*.
Ia berharap kemenangan Mamdani melalui isu Palestina ini dapat menjadi **cetak biru baru** bagi Partai Demokrat, yang saat ini dianggap stagnan dan masih terpukul akibat kehilangan kursi di Gedung Putih dan Senat.
"Palestina adalah isu yang sangat penting bagi para pemilih," lanjut Bendaas.
"Isu ini benar-benar menggerakkan orang-orang, membuat mereka datang ke TPS demi memilih sosok yang mereka anggap tidak tunduk pada narasi politik Washington," pungkasnya. "Dan mereka sangat terinspirasi karenanya."
(rds/bac)