Militer Israel akhirnya ikut menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencaplok Kota Gaza, Palestina, Rabu (13/8).
Kerangka itu disebut-sebut mencakup serangan dan pencaplokan Kota Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rilis resmi, militer Israel mengatakan kerangka itu sudah disetujui Kepala Staf Angkatan Bersenjata Eyal Zamir.
"[Dia] telah menyetujui kerangka kerja utama untuk rencana operasional IDF di Jalur Gaza," demikian pernyataan militer Israel, dikutip AFP.
Lebih lanjut, militer Israel menyatakan Zamir menyampaikan persetujuan saat bertemu Forum Stam Umum termasuk badan intelijen Shin Bet.
"Dalam diskusi tersebut, tindakan IDF sejauh ini dipaparkan, termasuk serangan di wilayah Zeitoun yang dimulai kemarin," demikian menurut militer Israel, dikutip Times of Israel.
Pernyataan ini sekaligus mengonfirmasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memulai operasi baru di wilayah Kota Gaza.
Persetujuan militer Israel muncul usai kabinet keamanan menggelar rapat membahas rencana Netanyahu. Mulanya, dia mengusulkan bakal meluncurkan operasi besar-besaran di Jalur Gaza untuk menghancurkan benteng Hamas dan membebaskan sandera.
Namun, rencana itu ditolak militer dengan alasan bisa menjebak dan memperpanjang apa yang mereka sebut perang.
Akhirnya rencana yang disetujui adalah operasi bari di Kota Gaza.
Namun, hingga kini belum ada jadwal pasti kapan Netanyahu memulai operasi baru di Kota Gaza.
Menurut warga pasukan Israel terus melakukan serangan di Kota Gaza. Salah satu penduduk yang tinggal di Tal Al Hawa, Sabah Fatoum, mengatakan ada banyak gempuran udara dan tank-tank bergerak di wilayah selatan.
"Tank-tank masih ada di sana, dan saya melihat puluhan warga sipil melarikan diri [ke arah barat]," kata Fatoum.
Operasi baru ini muncul saat Israel masih meluncurkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Imbasnya, lebih dari 60.000 warga tewas.
(isa/bac)