Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta perluasan secara cepat kemampuan senjata nuklir mereka saat mengetahui Amerika Serikat dan Korea Selatan ngotot menggelar latihan militer bersama.
Kim Jong Un menilai latihan militer itu bisa memicu perang di Semenanjung Korea. Karena itu, ia mendesak Korut harus bersiap-siap dengan memperkuat persenjataan, termasuk kemampuan nuklir mereka yang selama ini menjadi target sanksi internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hubungan militer AS-ROK [Republic of Korea/Republik Korea) yang semakin erat dan aksi pamer kekuatan merupakan manifestasi paling nyata dari keinginan mereka untuk memicu perang," kata Kim Jong Un seperti dilaporkan kantor berita Korut, Korea Central News Agency (KCNA) pada Senin (18/8).
Dia lalu berujar, "Situasi yang ada mengharuskan kita membuat perubahan radikal dan cepat dalam teori dan praktik militer yang ada, serta perluasan nuklir yang cepat."
Kim Jong Un memang kerap memandang latihan militer Korsel-AS, dua musuh bebuyutannya, sebagai upaya untuk menginvasi Korut.
Dikutip AFP, permintaan Kim Jong Un terkait perluasan nuklir disampaikan saat mengunjungi kapal perusak angkatan laut, Choe Hyeon. Di tinjauan ini, dia juga menerima laporan sistem persenjataan kapal tersebut.
Kim lalu merasa puas dan mengatakan tugas utama angkatan laut memiliki teknologi tinggi dan punya senjata nuklir berjalan sesuai rencana.
Di waktu bersamaan di tempat lain, Amerika Serikat dan Korsel memulai latihan gabungan tahunan. Tujuannya untuk mempersiapkan diri terhadap potensi ancaman Korut.
Latihan militer itu berlangsung selama 11 hari mencakup latihan tembak langsung berskala besar. Angkatan Darat AS menyebut agenda rutinan itu sebagai "latihan yang berorientasi pertahanan."
Keinginan Kim untuk memperluas persenjataan nuklir juga terjadi usai Presiden Korsel Lee Jae Myung mengatakan bahwa dia menghormati sistem politik Korut dan ingin membangun kepercayaan militer. Namun, Pyongyang menyatakan tak minat memperbaiki hubungan dengan Seoul.
(isa/rds)