Malaysia Batal Beli Black Hawk AS usai Diprotes Sultan Ibrahim

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2025 20:06 WIB
Disebut Sultan Ibrahim sebagai 'peti mati terbang', Kemhan Malaysia batal beli empat helikopter Black Hawk buatan AS.
Ilustrasi. Malaysia batal beli helikopter Black Hawk AS. Foto: John Moore/Getty Images/AFP
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Malaysia batal membeli helikopter Amerika Serikat Black Hawk setelah Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Ismail, mengkritik kendaraan udara tersebut.

The Straits Times melaporkan panglima militer Malaysia Jenderal Mohd Nizam Jaffar mengatakan pihaknya tak jadi beli helikopter produksi Sikorsky Aircraft setelah Sultan Ibrahim menyebutnya sebagai "peti mati terbang".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak akan mengajukan pengadaan Black Hawk dan memperhatikan kekhawatiran Sultan," kata Nizam.

Pada 16 Agustus, Sultan Ibrahim menyampaikan kekhawatirannya terkait helikopter Black Hawk yang hendak dibeli Kementerian Pertahanan. Menurutnya, Kemhan mesti membatalkan rencana tersebut karena helikopter itu sudah tua.

Sultan Ibrahim mengingatkan Kemhan akan kejadian di masa lalu kala Malaysia membeli berpuluh-puluh pesawat serang darat A-4 Skyhawk pada 1982.

Dari 88 pesawat perang itu, hanya 40 unit yang sudah diperbaharui dan dioperasikan.

Menurut kantor berita Bernama, jet-jet itu pada akhirnya tak lagi dipakai karena tingginya angka kecelakaan.

"Apakah kita mau menempatkan pilot-pilot kita ke dalam 'peti mati terbang'?" ucap Sultan Ibrahim.

Sultan Ibrahim lantas meminta Kemhan untuk tidak buang-buang waktu membeli sesuatu yang tidak sesuai kebutuhan militer.

Ia juga meminta transparansi dalam setiap akuisisi peralatan dan persenjataan militer.

Pada Mei 2023, Malaysia meneken perjanjian untuk menyewa empat Sikorsky UH-60A dan helikopter Black Hawk dari Aerotree Defence and Services seharga RM187 juta (sekitar Rp720 miliar) selama lima tahun.

Kemhan Malaysia kemudian membatalkan permintaan tersebut pada November 2024 setelah Aerotree gagal mengirim helikopter pertama yang disepakati pada Oktober 2024.

Meski begitu, Kemhan kembali membuat kontrak baru, yang dipublikasi pada Agustus 2025, yang melibatkan pembelian Black Hawk.

(blq/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER