Zelensky Tuding Rusia Ogah Damai dan Mau Perang Terus

CNN Indonesia
Jumat, 22 Agu 2025 17:15 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow menghindari pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Volodymyr Zelensky menuding Rusia tak mau berdamai dengan Ukraina. (AFP/Roman Pilipey)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Moskow menghindari pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah upaya perundingan damai.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut tengah berusaha mengakhiri invasi Rusia yang sudah berlangsung tiga setengah tahun dengan mempertemukan Zelensky dan Putin di meja perundingan.

Trump telah bertemu Putin dalam pertemuan di Alaska pekan lalu, serta menggelar pembicaraan terpisah dengan Zelensky dan sejumlah pemimpin Eropa di Washington pada Senin (18/8). Hingga kini belum ada kemajuan berarti menuju kesepakatan damai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara jujur, sinyal yang datang dari Rusia benar-benar keterlaluan... Mereka tidak ingin mengakhiri perang ini," kata Zelensky dalam pidato malamnya.

Zelensky menegaskan bersedia bertemu Putin, dengan syarat sekutu-sekutunya sepakat memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina guna mencegah serangan Rusia di masa depan.

Ia juga menolak gagasan pertemuan digelar di Moskow dan menyatakan pertemuan sebaiknya dilakukan di negara Eropa yang netral. Selain itu ia menolak peran China sebagai penjamin keamanan Ukraina.

Sementara Rusia menuduh Ukraina tak serius menginginkan perdamaian jangka panjang dengan alasan tuntutan keamanan Kyiv dianggap tak sejalan dengan kepentingan Moskow.

Trump memberi deadline dua pekan untuk menilai peluang tercapainya kesepakatan damai. Ia menegaskan Washington "mungkin harus mengambil pendekatan berbeda" jika upaya perundingan gagal.

Serangan Baru Rusia

Di tengah wacana perundingan, Zelensky memperingatkan kedua pihak tengah bersiap menghadapi pertempuran lebih lanjut.

Ia menyebut Rusia memperkuat pasukan di garis depan selatan, sementara Ukraina melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh baru.

Peringatan ini muncul setelah Rusia meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah Ukraina semalam, serangan terbesar sejak pertengahan Juli dan menewaskan satu orang di kota Lviv serta melukai banyak lainnya.

Rudal Rusia juga menghantam kompleks pabrik milik perusahaan Amerika di kota Mukachevo, Ukraina barat, yang melukai 23 orang.

Presiden bidang Dagang Amerika di Ukraina, Andy Hunder, menilai serangan itu sebagai upaya Moskow untuk menghancurkan dan mempermalukan bisnis AS di negara tersebut.

"Ini adalah serangan yang disengaja terhadap properti milik Amerika," tegas Zelensky.

Serangan artileri Rusia di Kherson juga menewaskan satu orang dan melukai lebih dari belasan warga.

Sementara itu, pejabat pro-Rusia di Donetsk, Denis Pushilin, mengklaim serangan balik Ukraina menewaskan dua orang dan melukai 21 lainnya di wilayah pendudukan.

Klaim Keberhasilan Rusia

Di garis depan, Rusia mengklaim telah merebut desa Oleksandro-Shultyne di wilayah Donetsk.

Desa ini terletak kurang dari delapan kilometer dari kota Kostiantynivka, salah satu benteng pertahanan Ukraina di kawasan tersebut.

Prancis mengecam serangan udara besar-besaran Rusia, menyebutnya sebagai bukti 'ketidakseriusan Moskow dalam terlibat di perundingan damai'.

Sejumlah negara sekutu yang dipimpin Inggris dan Prancis saat ini tengah menyusun koalisi militer untuk mendukung jaminan keamanan bagi Ukraina.

Zelensky mengatakan Kyiv berharap mendapat kejelasan soal jaminan keamanan dalam waktu tujuh hingga sepuluh hari ke depan.

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Ukraina mengajukan tuntutan keamanan yang tidak realistis. Ia menegaskan pengerahan pasukan Eropa ke Ukraina sama sekali tak bisa diterima.

Di sisi lain, Zelensky mengumumkan Ukraina berhasil menguji coba rudal jelajah jarak jauh baru bernama Flamingo dengan jangkauan hingga 3.000 kilometer. Rudal tersebut ditargetkan dapat diproduksi massal pada Februari mendatang.

Rusia disebut terus memperkuat posisi militernya di wilayah Zaporizhzhia, salah satu dari lima daerah Ukraina yang diklaim sebagai bagian dari teritorial Rusia.

(zdm/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER