Presiden Korsel Minta Trump Jadi Juru Damai dengan Korut
Presiden Lee Jae Myung berharap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bisa mendamaikan Korea Selatan dengan Korea Utara.
Hal tersebut disampaikan Lee Jae Myung saat bertatap muka dengan Trump di Kantor Oval di Gedung Putih, Senin (25/8) waktu setempat.
Dalam pertemuan itu, Lee secara terbuka meminta Trump membantu menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea.
"Saya pikir Anda adalah presiden pertama yang begitu tertarik pada isu-isu perdamaian dunia dan benar-benar mencapai prestasi," kata Lee dikutip dari CNN.
"Jadi, saya harap Anda akan mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea, dan bertemu dengan Kim Jong Un."
Lee Jae Myun percaya Donald Trump bisa menjadi juru damai antara Korea Selatan dan Korea Utara. Lee bahlan melempar ide soal pembangunan Trump Tower di Korea Utara, serta kemungkinan Trump dan Kim bermain golf bersama.
Trump merespons dengan menegaskan hubungannya yang baik dengan pemimpin Korea Utara.
"Saya punya hubungan yang hebat dengan Kim Jong Un, dan saya menantikan untuk bertemu dengannya di masa depan yang tepat," ucap Trump.
"Kita bisa membuat kemajuan besar dengan Korea Utara," ucap Trump menambahkan.
Trump juga menyinggung kemungkinan mempertemukan langsung Lee dengan Kim Jong Un.
"Itu akan menarik. Kita bisa atur pertemuan antara Anda dan Kim Jong-un. Anda mau?" kata Trump, yang disambut tawa para hadirin.
Pertemuan kedua pemimpin itu berlangsung beberapa pekan setelah Washington dan Seoul mencapai kesepakatan dagang baru, yang menetapkan tarif ekspor Korea Selatan ke AS maksimal 15 persen.
Meski begitu, Trump menegaskan kesepakatan tersebut tetap sesuai dengan kepentingan AS.
Sebelum pertemuan, Trump sempat menyinggung situasi politik di Korea Selatan lewat media sosial dengan menyebut negara itu tengah mengalami "pembersihan" atau bahkan "revolusi". Namun dalam dialog langsung dengan Lee, Trump melembut.
"Itu tidak terdengar seperti Korea Selatan bagi saya," katanya merespons laporan adanya penggerebekan gereja dan pangkalan militer Osan oleh aparat Korsel terkait penyelidikan kasus korupsi mantan ibu negara Kim Keon Hee.
Pertemuan di Gedung Putih itu pun menandai awal dari hubungan resmi kedua pemimpin di tengah isu perdagangan dan ketegangan di Semenanjung Korea.
(zdm/dan)