Korut Disebut Bisa Buat 20 Senjata Nuklir dalam Setahun
Korea Utara dikabarkan memiliki kemampuan melakukan produksi senjata nuklir dengan jumlah 10 hingga 20 senjata dalam satu tahun.
Hal itu disampaikan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung saat bicara di Center for Strategic and International Studies.
Lee menyampaikan Pyongyang saat ini terus membangun kapasitas untuk memproduksi hingga 20 bom nuklir per tahun.
"Sebuah ICBM (rudal balistik antarbenua) yang mampu menjangkau Amerika Serikat hampir sepenuhnya dikembangkan, dan mereka terus membangun kapasitas untuk memproduksi sekitar 10-20 bom nuklir per tahun," kata Lee pada Senin (25/8), seperti dikutip AFP.
Lee berujar Seoul telah berusaha menghalangi program nuklir Korut dengan menerapkan sanksi. Kendati demikian, kebijakan keras pemimpin Korsel sebelumnya yakni Yoon Suk Yeol serta kurangnya upaya diplomasi hanya memperburuk keadaan.
"Fakta beratnya adalah jumlah senjata nuklir yang dimiliki Korea Utara telah meningkat selama tiga hingga empat tahun terakhir," ucap Lee.
Lee menekankan Korea Selatan akan terus menggunakan kekuatan militer konvensional atau non-nuklir untuk menanggapi dan mencegah ancaman dari Korea Utara.
Ia juga ingin mengurangi tindakan yang dianggap Korut memprovokasi, seperti menyetop siaran propaganda melalui pengeras suara di perbatasan.
Ucapan Lee ini disampaikan setelah ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Oval Office.
Pada pertemuan itu, Trump menyampaikan kepada Lee bahwa ia ingin bertemu dengan Kim Jong Un guna mendorong perdamaian di Semenanjung Korea.
Lee telah menyatakan dukungannya terhadap upaya Trump tersebut. Ia meminta Trump memainkan peran vital untuk memetakan jalan baru guna mencapai perdamaian di Semenanjung Korea.
"Saya harap Anda dapat membawa perdamaian ke Semenanjung Korea, satu-satunya negara yang terpecah di dunia, sehingga Anda dapat bertemu dengan Kim Jong Un (dan) membangun Menara Trump di Korea Utara agar saya bisa bermain golf di sana," kata Lee.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Satria Kumbara Luka Parah sampai Israel Nyesal Serang RS di Gaza |
Hubungan Pyongyang dan Seoul tak pernah akur sejak kedua negara berperang di masa lalu. Selama beberapa tahun terakhir, hubungan Korut dan Korsel bahkan mencapai titik terendah imbas kebijakan keras Yoon Suk Yeol.
Secara teknis, Korut dan Korsel masih berperang lantaran konflik pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
(blq/dan)