Kanselir Jerman Tegaskan Tak Akan Akui Palestina di Pertemuan PBB
Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan negaranya tidak akan ikut langkah Kanada, Prancis, Inggris, hingga Australia untuk mengakui negara Palestina dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan depan.
"Pemerintah Kanada dan Perdana Menteri Kanada mengetahui posisi pemerintah federal Jerman terkait kemungkinan pengakuan Palestina sebagai negara. Kami tidak akan mendukung inisiatif ini," kata Merz saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Selasa (26/8).
Merz berujar Jerman belum melihat syarat-syarat untuk mengakui kedaulatan Palestina terpenuhi, terlepas dari eskalasi serangan yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, Palestina, baru-baru ini.
Pada Senin (25/8), Israel menyerang Rumah Sakit Nasser hingga menewaskan 20 orang termasuk jurnalis. Beberapa tenaga kesehatan dan personel SAR juga tewas dalam serangan brutal tersebut.
"Saat ini kami tidak melihat syarat-syarat pengakuan negara telah terpenuhi. Oleh karena itu, kami tetap berbeda pendapat mengenai masalah ini. Peristiwa beberapa hari dan jam terakhir tidak mengubah pendirian kami," ucap Merz, seperti dikutip Anadolu Agency.
"Kami tidak akan mengambil langkah ini jika muncul dalam agenda Majelis Umum PBB di akhir musim gugur. Namun sekali lagi, kedua pemerintah sangat menyadari perbedaan pandangan kami mengenai hal ini," tambahnya.
Jerman selama ini menjadi negara yang mendukung keras Israel. Pemerintah Jerman mendukung solusi dua negara namun berpendapat bahwa pengakuan kedaulatan Palestina harus berlandaskan negosiasi diplomatik.
Sebagian warga Jerman sementara itu menilai bahwa kampanye militer Israel di Gaza, berikut rencana mencaplok wilayah Palestina dan perluasan permukiman ilegal, telah menghilangkan kemungkinan penyelesaian konflik lewat jalur politik.
Warga Jerman menuntut agar pemerintah mengakui negara Palestina guna memberikan tekanan lebih besar terhadap pemerintahan Israel.
Jajak pendapat terbaru oleh lembaga penyiaran publik ZDF menunjukkan bahwa mayoritas warga Jerman mendukung inisiatif ini. Namun, pemerintahan Merz enggan.
Jerman pernah punya dosa di masa lalu ketika Nazi membantai sekitar enam juta warga Yahudi selama Perang Dunia II. Genosida itu dikenal dengan peristiwa holocaust.
Meski tak mau mengakui negara Palestina, pemerintah Jerman belakangan mengintensifkan kritik terhadap Israel buntut blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza dan keputusan Negeri Zionis merebut Gaza City.
(blq/sry)