RS Nasser Bantah Klaim Tentara Israel soal Serangan Brutal

CNN Indonesia
Rabu, 27 Agu 2025 12:22 WIB
RS Nasser bantah alasan tentara Israel soal serangan brutal ke rumah sakit. (AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza, membantah klaim militer Israel (IDF) yang menyebut serangan udara terhadap fasilitas kesehatan tersebut menargetkan kamera pengintai Hamas dan sejumlah militan.

Serangan yang menewaskan 20 orang, termasuk lima jurnalis, disebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai sebuah "kesalahan tragis". Namun, IDF dalam penyelidikan awal menyatakan serangan itu dilakukan karena pasukan meyakini adanya penggunaan kamera untuk memantau pergerakan militer Israel.

"Kesimpulan ini semakin diperkuat oleh penggunaan rumah sakit oleh organisasi teroris selama perang," klaim IDF dalam pernyataan resminya.

Militer Israel juga menyebut enam dari korban tewas dalam serangan itu adalah "teroris". Meski begitu, Kepala Staf IDF mengakui adanya sejumlah "kekurangan" dalam investigasi, termasuk soal jenis amunisi yang digunakan untuk menghancurkan kamera.

Rumah Sakit Nasser menegaskan menolak semua tuduhan tersebut.

"Rumah sakit Nasser secara tegas menolak klaim ini dan klaim apa pun dari otoritas Israel untuk membenarkan serangan terhadap rumah sakit," demikian pernyataan pihak rumah sakit dikutip dari Sky.

Diantara korban tewas tercatat jurnalis berusia 33 tahun Mariam Dagga yang bekerja untuk Associated Press, juru kamera Al Jazeera Mohammed Salama, jurnalis lepas Reuters Hussam al Masri, fotografer Reuters Moaz Abu Taha, serta kontributor Middle East Eye Ahmed Abu Aziz.

IDF menegaskan jurnalis yang bekerja untuk Reuters dan Associated Press "bukan target serangan".

Serangan ini mendapatkan kecaman luas dari pemimpin dunia dan kelompok hak asasi manusia.

"Kematian jurnalis di Gaza seharusnya mengejutkan dunia," ujar juru bicara Kantor HAM PBB, Thameen Al-Kheetan. "Bukan membuat terdiam, tetapi mendorong aksi nyata menuntut akuntabilitas dan keadilan."

Serangan tersebut digambarkan sebagai "double-tap attack", yakni pola serangan kedua yang menyasar warga sipil atau tenaga medis yang berupaya menolong korban di lokasi pertama. Pola ini sebelumnya pernah muncul dalam konflik di Ukraina dan Suriah.

Rumah sakit di Gaza berulang kali menjadi sasaran selama perang yang telah berlangsung 22 bulan.

Konflik dimulai sejak 7 Oktober 2023 ketika serangan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 orang.

Sementara itu, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 62 ribu orang, sebagian besar warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

(zdm/sry)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK