Pernyataan Lengkap Rombongan RI di GSF Mundur dari Misi ke Gaza

CNN Indonesia
Minggu, 14 Sep 2025 11:40 WIB
Kapal Global Sumud Flotilla dalam misi kemanusiaan ke Jalur Gaza. (REUTERS/Nacho Doce)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rombongan aktivis Indonesia dari Global Peace Convoy (GPC) Indonesia memutuskan mundur dari Global Sumud Flotilla (GSP), yakni sebuah misi kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Palestina.

Dalam pernyataan di Instagram, Jumat (12/9), GPC Indonesia mengumumkan mundur dan kembali ke dalam negeri setelah mendapati berbagai masalah yang kompleks.

Rombongan aktivis yang berasal dari kalangan NGO, publik figur, dan jurnalis itu sebenarnya sudah menjalani pelatihan selama dua minggu di Tunisia.

Namun, beberapa persoalan ditemui ketika misi itu siap dilakoni. Sebut saja kapal yang belum layak berlayar jauh hingga menembus blokade Gaza, cuaca ekstrem yang memicu kerusakan kapal, hingga berujung keharusan mengurangi jumlah peserta.

Delegasi Indonesia kemudian dengan sukarela mundur supaya misi GSP tetap berlanjut. Misi maritim itu awalnya diikuti lebih dari seribu peserta dari 47 negara dengan sekitar 80 kapal.

Tim Global Peace Convoy Indonesia kemudian menyatakan kembali ke dalam negeri untuk mempersiapkan misi berikutnya. GPC Indonesia juga berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, termasuk Kedutaan Besar Indonesia di Tunisia.

Berikut pernyataan lengkap rombongan aktivis GPC Indonesia mundur dari misi Global Sumud Flotilla.

Tunis, 12 September 2025

Sejak 31 Agustus 2025, Global Peace Convoy (GPC) Indonesia yang terdiri dari wakil NGO, publik figur, media, dan jurnalis telah berangkat ke Tunisia untuk bergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF) - misi maritim terbesar yang diikuti lebih dari 1.000 lebih peserta dari 47 negara dengan sekitar 80 kapal.

Misi ini bertujuan untuk menembus blokade Gaza, membuka jalur kemanusiaan, dan mengunggah kesadaran dunia atas genosida yang sedang berlangsung. Flotilla ini juga menegaskan dirinya sebagai sebuah gerakan damai tanpa kekerasan (non-violence), semata-mata untuk misi kemanusiaan.

Selama hampir dua pekan di Tunisia, peserta GPC Indonesia aktif mengikuti pelatihan, berkoordinasi lintas negara, serta mempersiapkan berbagai hal untuk pelayaran. Namun, perjalanan besar ini menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks.

Persoalan yang dihadapi:

- Kendala teknis kapal yang belum layak berlayar jauh.

- Cuaca ekstrem yang menyebabkan kerusakan pada kapal, termasuk armada GSF dari Spanyol yang singgah di Tunisia.

- Dengan demikian, jumlah kapal siap layar berkurang banyak, sementara peserta terus membludak. Steering committee Global Sumud Flotilla (SC GSF) memutuskan untuk mengurangi jumlah peserta, sesuai dengan ketersediaan kapal.

Sikap GPC Indonesia:
- Memberikan jatah kursi peserta Indonesia kepada peserta internasional lain.
- Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk lebih menjamin kesuksesan misi global sumud flotilla yang terus diperjuangkan bersama.

Sikap GPC Indonesia dipuji SC GSF sebagai bentuk sikap kontingen relawan yang memahami misi GSF. "Indonesian delegation are being great examples of people understanding of mission. They made generous monetary contribution and are campaigning at home and abroad to make it successful and cede their 30 to make place for everyone else," tulis Melanie Schweizer dalam pernyataan SC GSF pada kanal resmi SGF di Signal.

Berikut dukungan nyata Indonesia dalam mensukseskan misi kemanusiaan maritim terbesar dalam sejarah ini:

- Telah mengirimkan 30 anak bangsa terbaiknya yang telah siap secara fisik dan mental untuk ikut serta langsung dalam misi flotilla ini.

- Menyumbang lima kapal untuk diikut sertakan dalam barisan armada Global Sumud Flotilla.

- Memberikan bantuan akomodasi bagi para peserta internasional selama di Tunisia.

Misi GPC Indonesia

Sejak awal, misi GPC Indonesia sejalan dengan GSF, yaitu:

- Menembus blokade Gaza dan membuka koridor kemanusiaan.

- Menggugah kesadaran dunia terhadap genosida bangsa Palestina di Gaza.

Kesimpulan

Bagi GPC Indonesia, jika GSF berhasil mencapai Gaza maka berarti blokade berhasil didobrak. Saat rilis ini ditulis, dengan masifnya keterlibatan bangsa dunia dalam kegiatan GSF, misi kedua sudah tercapai.

Dengan ini, GPC Indonesia kembali ke Indonesia untuk mempersiapkan misi berikutnya dengan serius, profesional, dan terencana, karena perjuangan membuka blokade Gaza adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran, strategi, dan kolaborasi berkelanjutan.

Tim Global Peace Convoy Indonesia berterima kasih pada Pemerintahan Indonesia yang diwakili Kedubes Indonesia di Tunisia atas seluruh bantuan, pengamanan, fasilitas yang diberikan.

Tim juga mengapresiasi dukungan, doa, dan keterlibatan bangsa Indonesia. Kerja kita terus kita lanjutkan.

(frl/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK