Sekutu AS Akui Negara Palestina, Apa Dampaknya bagi Gaza dan Israel?

CNN Indonesia
Selasa, 23 Sep 2025 08:25 WIB
Ilustrasi. (Dok.FPN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara kuat seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal secara resmi mengakui Negara Palestina pada Minggu (21/9) di tengah agresi brutal Israel ke Jalur Gaza.

"Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui Negara Palestina," kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Langkah tersebut kemungkinan akan diikuti negara lain seperti Belgia, Malta, San Marino, dan Luksemburg jelang atau saat Sidang Majelis Umum PBB. Prancis juga telah mengakui Palestina pada Senin (22/9).

Lalu apa artinya pengakuan negara-negara ini bagi Palestina dan mampu kah menghentikan agresi Israel?

Dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) Sya'roni Rofii mengatakan pengakuan ini tentu menjadi titik balik untuk memunculkan kembali harapan menuju negara Palestina seutuhnya.

"Semakin banyak negara mengakui Palestina maka menjadi pertimbangan bagi komunitas internasional dan PBB mendukung kemerdekaan Palestina," kata Sya'roni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/9).

Lebih lanjut, Sya'roni mengatakan langkah negara Eropa seperti Inggris dan Prancis untuk mengakui Palestina sebetulnya sudah cukup untuk membuat Israel terdesak di panggung diplomasi.

Senada, peneliti Senior Keamanan Timur Tengah di Departemen Keamanan Internasional di Royal United Services Institute, Burcu Ozcelik, mengatakan pengakuan terhadap Palestina punya makna yang sangat besar.

Ozcelik mengatakan deklarasi pengakuan Palestina mungkin bertujuan untuk mencegah kemungkinan pemindahan paksa warga negara tersebut.

Israel punya skema untuk mengusir warga Palestina, parahnya rencana ini didukung Amerika Serikat.

"Dan itu merupakan kemenangan dalam membela negara Palestina itu sendiri, dan itu penting karena sekarang ada komitmen tegas dari Inggris bahwa mereka tak akan membiarkan hal itu terjadi," ungkap Ozcelik, dikutip Channel NewsAsia.

Setop agresi Israel?

Ramai-ramai pengakuan negara Eropa untuk Palestina ini, dalam kacamata para pakar, tak cukup mampu menghentikan agresi brutal Israel di Palestina.

Ozcelik mengatakan pengakuan negara lain terhadap Palestina tak banyak mengubah situasi di Gaza. Namun, dia menggarisbawahi "secuil apapun harapan" tetaplah penting untuk menunjukkan posisi terhadap Palestina.

Dia tak punya jawaban pasti saat ditanya apakah keadaan bisa membaik jika negara besar seperti Inggris dan Prancis mengakui Palestina.

Ozcelik menyebut tanpa dukungan Amerika Serikat terhadap gagasan negara Palestina "sangat sedikit" perubahan yang bakal terjadi di lapangan.

AS merupakan sekutu dekat Israel. Presiden Donald Trump juga punya punya hubungan yang kuat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Di kesempatan ini, Sya'roni juga punya pandangan serupa. "Kelihatannya [agresi] akan terhenti jika Amerika Serikat menekan dan Dewan Keamanan PBB mengambil sikap tegas untuk memaksa Israel menghentikan agresinya," kata dia.

(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK