PBB Ungkap Warga Gaza Butuh 'Banjir Makanan' Usai Gencatan Senjata
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa krisis kelaparan di Jalur Gaza tidak akan segera pulih meskipun saat ini sedang berlangsung gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Badan Pangan Dunia (WFP) menyebut semua jalur masuk ke Gaza harus dibuka agar bantuan pangan bisa "membanjiri wilayah tersebut".
"Akan butuh waktu untuk mengatasi kelaparan parah yang diumumkan sejak akhir Agustus lalu," kata juru bicara WFP Abeer Etefa dalam jumpa pers di Jenewa, Jumat (17/10), melansir AFP.
Sejak jeda kemanusiaan yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku, WFP telah berhasil mengirimkan hampir 3.000 ton pasokan makanan ke Gaza. Namun jumlah ini masih jauh dari kebutuhan di lapangan.
"Gencatan senjata ini membuka celah sempit. WFP bergerak cepat untuk memperluas bantuan makanan dan menjangkau keluarga-keluarga yang selama berbulan-bulan mengalami blokade, pengungsian, dan kelaparan," tambah dia.
Saat ini, WFP telah mengoperasikan lima titik distribusi makanan di Gaza, sebagian besar berada di wilayah selatan. Namun target mereka adalah membuka hingga 145 titik distribusi di seluruh wilayah.
Dari Sabtu hingga Rabu, sekitar 230 truk yang membawa 2.800 ton bahan pangan telah melintasi perbatasan melalui pos Kerem Shalom dan Kissufim. Pada Kamis, dua konvoi yang terdiri dari 57 truk membawa tepung gandum dan suplai nutrisi masuk ke Gaza dan tiba dengan aman di gudang WFP.
"Kami masih belum mencapai kapasitas yang dibutuhkan, tapi kami menuju ke arah itu," ujar Etefa.
WFP juga mulai mengoperasikan sembilan pabrik roti, dan menargetkan 30 unit beroperasi di seluruh Gaza.
"Roti sangat penting. Bau roti segar di Gaza bukan sekadar makanan, tapi juga tanda bahwa kehidupan mulai kembali," katanya.
Selain itu, WFP mulai menyalurkan suplai nutrisi di Kota Gaza, terutama untuk keluarga-keluarga yang mulai kembali ke wilayah utara.
"Fokus kami saat ini adalah mendorong kembali ancaman kelaparan, khususnya bagi mereka yang pulang ke wilayah utara," imbuh Etefa.
WFP menargetkan menjangkau 1,6 juta warga Gaza dalam tiga bulan ke depan.
Sementara itu, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga mendesak agar seluruh jalur bantuan dibuka tanpa hambatan.
Organisasi kemanusiaan terbesar di dunia itu menyebut akses aman dan bebas hambatan sangat penting agar bantuan bisa menjangkau semua komunitas, termasuk wilayah utara Gaza yang paling terdampak.
"Palang Merah Palestina tetap menjadi garis hidup bagi warga Gaza di tengah berbagai keterbatasan," tegas IFRC dalam pernyataannya.
(dmi/dmi)