Geger Jembatan Baru 7 Bulan di China Ambruk, Salah Alam atau Desain?

CNN Indonesia
Kamis, 13 Nov 2025 13:30 WIB
Jembatan Hongqi sepanjang 758 meter di Provinsi Sichuan, China, ambruk pada Selasa (11/11) menggegerkan banyak pihak terutama publik di Negeri Tirai Bambu. (Foto: CNN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jembatan Hongqi sepanjang 758 meter di Provinsi Sichuan, China, ambruk pada Selasa (11/11) menggegerkan banyak pihak terutama publik di Negeri Tirai Bambu.

Sebab, jembatan modern yang menghubungkan China bagian tengah dengan Tibet ini merupakan salah satu proyek jalan nasional utama China.

Laporan koran pemerintah Global Times memaparkan jembatan ambruk setelah retakan telah terdeteksi sehari sebelumnya di permukaan jalan dan lereng jembatan.

Pihak berwenang pun saat itu segera memberlakukan pembatasan lalu lintas sementara hingga akhirnya jembatan runtuh sekitar pukul 15.00 waktu lokal, memicu reruntuhan beton dan kepulan asap tebal yang tinggi.

Meski tidak ada korban luka maupun jiwa, insiden ini memunculkan pertanyaan soal proses pembangunan jembatan yang baru saja rampung pada Januari dan resmi dibuka pada April.

Terletak di wilayah pegunungan Prefektur Otonom Tibet dan Qiang Ngawa di barat laut Provinsi Sichuan, Jembatan Hongqi dibangun dengan investasi sekitar 300 juta yuan (sekitar Rp660 miliar).

Konstruksi dan desain jembatan ini dikelola oleh Chengdu Engineering Corporation, anak perusahaan milik negara di bawah China Power Construction Corporation yang diawasi oleh Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara (SASAC).

Menurut otoritas kota kepada media China, hasil investigasi awal menunjukkan keruntuhan berasal dari pergeseran tanah yang longsor di gunung terdekat yang semakin parah.

Biro transportasi perfektur tersebut mengeklaim insiden itu tidak disebabkan masalah kualitas jembatan. Namun, publik bereaksi lain dan justru menduga ada yang salah selama proses konstruksi.

"Ini salah gunungnya," tulis seorang pengguna dari Shanghai saat melihat laporan insiden itu, dikutip The Straits Times.

"Itu jelas kesalahan desain; bagaimana bisa perubahan di sisi gunung disalahin? Apa ada gunung yang tidak berubah bentuk?" tanya pengguna lainnya.

Faktor alam atau kesalahan saat pembangunan?

Dikutip media Jumu News di bawah Hubei Daily Media Group, seorang ahli jembatan mengatakan pemilihan jalur jembatan harus sebisa mungkin terhindar dari risiko geologi.

Ia menjelaskan survei geologi biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan lokasi dan menilai jika area itu rawan longsor demi memastikan kelayakan jalur.

"Jika rute Jembatan Hongqi paling optimal, maka fokus seharusnya pada pengelolaan lereng," ucap ahli tersebut tanpa berkomentar apakah insiden tersebut disebabkan oleh kegagalan desain.

Artikel WeChat yang terbit pada 17 Januari oleh Sichuan Road and Bridge Corporation menjelaskan Jembatan Hongqi terletak di wilayah waduk Bendungan Shuangjiangkou dan merupakan jalur penting menghubungkan Kabupaten Barkam, Jinchuan, dan Rangtang.

Artikel itu juga melaporkan tim proyek menghadapi berbagai tantangan selama pembangunan, seperti medan yang curam, kemiringan tinggi, suhu rendah, dan ketinggian ekstrem.

Sementara itu, jembatan Hongqi memang terletak di wilayah pegunungan Prefektur Otonom Tibet dan Qiang Ngawa di barat laut Provinsi Sichuan.

Prefektur Otonom Tibet dan Qiang Ngawa memang rawan gempa dan tanah longsor karena posisinya di atas patahan besar.

Pada 2022, rangkaian gempa bumi menerjang Kabupaten Barkam.

Namun artikel-artikel di WeChat tersebut kini sudah tidak dapat diakses lagi di situs resmi Sichuan Expressway Construction and Development Group.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah soal faktor jembatan baru itu runtuh. Otoritas China disebut masih menyelidiki insiden tersebut.

(rnp/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK