Taiwan Bikin Buku Panduan buat Warga Siaga Perang dengan China

CNN Indonesia
Rabu, 19 Nov 2025 12:25 WIB
Ilustrasi. (AFP/SAM YEH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Taiwan membuat buku panduan untuk warganya waspada soal bencana alam, keadaan darurat, dan serangan dari China pada Selasa (18/11).

Buku itu berisi tentang barang-barang yang perlu disimpan di rumah atau dalam tas darurat, serta petunjuk tindakan ketika bertemu pasukan musuh.

"Adanya bencana alam seperti topan dan ancaman militer China, kami mau masyarakat sadar kami semakin siap, semakin aman," ujar direktur Badan Mobilisasi Pertahanan Menyeluruh, Shen Wei-chih, dikutip CNN.

Jika terjadi serangan militer, buku itu menjelaskan "setiap klaim pemerintah telah menyerah atau negara telah dikalahkan itu tidak benar."

Buku itu juga menyarankan agar rumah punya persediaan pangan satu minggu dan tas darurat lengkap dengan kantong tidur kecil di dekat pintu.

Selain itu, terdapat rincian berbagai ancaman militer yang mungkin terjadi ke Taiwan, mulai dari sabotase kabel bawah laut, penetapan sepihak zona larangan terbang, hingga serangan penuh.

Panduan dalam buku itu soal ancaman militer bikin warga untuk tahu siapa sekutu dan lawan mereka, dan masyarakat diminta menjauhi ketika ada aktivitas militer.

Masyarakat juga diminta tidak memotret pergerakan militer Taiwan demi menjaga kerahasiaan operasi.

Buku panduan itu juga menyoroti ancaman keamanan siber dari aplikasi China seperti DeepSeek, WeChat, TikTok, dan RedNote.

Aplikasi itu memungkinkan pelanggaran privasi dari sejumlah perangkat China berkamera yang dapat dipakai oleh musuh dalam krisis.

Kementerian Pertahanan Taiwan akan mencetak sekitar 11 juta eksemplar, termasuk 105.000 salinan berbahasa Inggris untuk konsulat, media, dan warga asing di Taiwan, sehingga dapat menjangkau 9,8 juta rumah tangga.

Distribusi buku ini akan dimulai minggu ini dan ditargetkan selesai pada Januari mendatang.

Penerbitan buku panduan itu serupa dengan Swedia dan Finlandia yang tahun ini memperbarui aturan perang bagi warga mereka, seiring para sekutu NATO memperkuat upaya ditengah konflik Ukraina.

Taiwan merupakan negara demokratis yang mengatur dirinya sendiri, namun dianggap oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.

Beijing berkomitmen untuk merebut wilayah itu suatu saat dengan kekuatan jika perlu.

Di era Presiden China, Xi Jinping, tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan meningkat, termasuk pengiriman jet tempur dan kapal perang di sekitar wilayah itu.

(rnp/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK