Aksi penembakan terjadi terhadap dua tentara Garda Nasional Amerika Serikat di Washington DC, pada Rabu (26/7) waktu setempat.
Pelaku penembakan diduga merupakan pria imigran asal Afghanistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksi mata mengatakan kepada stasiun televisi WUSA, mendengar beberapa kali letusan senjata api di tempat kejadian.
"Lima kali tembakan dan kemudian semua orang berlari. Dua kali tembakan dan kemudian tiga kali lagi menyusul sekitar 30 detik," demikian ujar saksi yang menolak diungkap identitasnya, dikutip dari CNN.
Saksi mata lainnya mengatakan ia melihat "banyak anak-anak kecil berlarian di jalanan."
Seorang wanita yang berada di dalam mobil Uber menuju binatu mengatakan kepada WUSA bahwa penembakan terjadi sekitar pukul 14.15 waktu setempat. Ia mendengar "suara dor, dor, dua kali."
"Saya melongok ke jendela (mobil) dan saya melihat dua sisi di jalanan, banyak sekali anak-anak dan orang dewasa berlari. Kemudian saya mendengar teriakan 'tolong, tolong' dua kali, tapi saya fokus pada anak-anak kecil, mereka kelihatannya baru berusia 5 tahun," kata wanita tersebut.
Setelah penembakan itu, ia mengatakan sejumlah anggota Garda Nasional meminta mobil Uber yang ditumpanginya segera putar arah.
Sementara itu, Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Kash Pattel dan Wali Kota Washington DC Muriel Bowser mengatakan dua anggota Garda Nasional yang menjadi korban penembakan dalam kondisi kritis. Kedua anggota itu masih dalam penanganan di rumah sakit di Washington DC.
Petugas juga berhasil mengamankan pelaku penembakan setelah insiden tersebut.
FBI juga telah mengidentifikasi pelaku penembakan terhadap dua anggota Garda Nasional.
Petugas mengatakan bahwa identitas penembak cocok dengan pria negara bagian Washington yang bermigrasi ke AS dari Afghanistan pada 2021.
(bac)