Adu Mulut dengan Jepang, China Gelar Simulasi Perang di Asia Timur

CNN Indonesia
Jumat, 05 Des 2025 10:30 WIB
Ilustrasi. Foto: REUTERS/Maxim Shemetov
Jakarta, CNN Indonesia --

China mengerahkan 100 unit kapal coast guard dan pasukan militer secara besar-besaran untuk unjuk kekuatan di Asia Timur, di tengah situasi panas dengan Jepang.

Laporan intelijen mengungkapkan China mengoperasikan lebih dari 90 kapal di perairan Asia Timur per Kamis (4/12) pagi waktu setempat. Jumlah ini turun dari hari-hari sebelumnya yang mencapai 100 kapal.

Empat sumber keamanan mengatakan kapal-kapal China berlayar di perairan yang membentang dari Laut Kuning ke Laut China Timur hingga ke Laut China Selatan (LCS).

Sumber-sumber tersebut juga menyatakan pengerahan ini lebih besar dari Desember tahun lalu dan membuat Taiwan waspada.

Salah satu sumber mengatakan China mulai mengerahkan kapal dalam jumlah lebih banyak setelah 14 November, bersamaan dengan protes terhadap pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi.

"Ini jauh melampaui kebutuhan pertahanan nasional China dan menciptakan risiko bagi semua pihak," kata pejabat itu, demikian dikutip Reuters.

Sumber tersebut juga mengatakan Beijing sedang menguji respons Taiwan dengan pengerahan pasukan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa hari lalu, China dilaporkan melakukan simulasi serangan kapal asing dengan mengerahkan jet tempur dan sejumlah kapal di Selat Taiwan.

Mereka juga melakukan latihan pemblokiran untuk mengantisipasi kemungkinan pasukan asing mengerahkan bantuan untuk membela Taiwan.

Sumber lain mengatakan sejumlah negara di kawasan memantau secara ketat aktivitas tersebut. Namun, sejauh ini mereka memandang pengerahan itu tak menimbulkan risiko secara signifikan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan Tsai Ming Yen mengatakan China saat ini hendak memasuki musim latihan militer paling aktif.

Tsai juga membeberkan per Rabu pagi China punya empat formasi angkatan laut yang beroperasi di Pasifik. Taiwan, lanjutnya, mengawasi penuh mereka.

"Jadi, kita harus mengantisipasi musuh seluas mungkin dan terus mencermati setiap perubahan dalam aktivitas terkait," kata dia saat ditanya apakah China akan menggelar latihan khusus sebelum akhir tahun.

Juru bicara Kepresidenan Taiwan Karen Kuo memastikan situasi di pulau tersebut aman. Taiwan, lanjutnya, akan terus bekerja sama dengan mitra internasional untuk mencegah tindakan sepihak di kawasan.

Karen juga menyebut pemerintah punya pemahaman penuh dan terkini soal situasi keamanan di Selat Taiwan.

"Taiwan punya pemahaman dan bisa memastikan tak ada kekhawatiran terhadap keamanan nasional," ujar dia.

Pengerahan besar-besaran ini muncul saat hubungan China dan Jepang membara gegara pernyataan Takaichi soal Taiwan.

Pada awal November, Takaichi menegaskan serangan bersenjata terhadap Taiwan bisa jadi dasar Jepang mengerahkan pasukan sebagai bagian konsep pertahanan kolektif.

Kementerian Luar Negeri China kemudian mendesak Takaichi menarik pernyataan dia. Namun, PM itu enggan melakukannya. Hubungan kedua negara pun kian memanas.

Di waktu yang sama, pemerintahan Taiwan di bawah Presiden Lai Ching te meningkatkan anggaran pertahanan untuk delapan tahun ke depan sebesar US$40 miliar.

Lai menegaskan anggaran itu untuk memodernisasi persenjataan Taiwan terutama di pertahanan udara.

China selama ini menganggap Taiwan sebagai bagian kedaulatan mereka. Sementara itu, pulau tersebut terus berupaya memerdekakan diri.

Dalam berbagai kesempatan, China menegaskan akan mengupayakan segala cara bila perlu dengan paksa untuk mempertahankan Taiwan.

(isa/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK