Mantan Menteri Olahraga China, Gou Zhongwen, divonis hukuman mati dengan masa penangguhan dua tahun atas kasus korupsi berupa suap dan penyalahgunaan wewenang
Pengadilan Menengah Rakyat Yancheng di Provinsi Jiangsu menyatakan bahwa Gou menerima lebih dari 236 juta yuan (Rp556 miliar) dalam bentuk suap antara 2009 dan 2024.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Jepang Siaga Megaquake M 8 sampai Negara NATO Ini Umumkan Darurat |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam putusannya, pengadilan menyebut Gou memanfaatkan berbagai jabatannya selama periode tersebut untuk memberikan keuntungan kepada sejumlah departemen dan individu dalam kegiatan bisnis serta persetujuan proyek.
Dikutip China Daily, eks menteri 68 tahun itu juga dicabut hak politiknya seumur hidup dan seluruh aset pribadinya disita.
Secara terpisah, pengadilan juga menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada Gou atas tindak pidana penyalahgunaan wewenang.
Pengadilan menyatakan bahwa antara 2012 dan 2013, saat menjabat sebagai wakil wali kota Beijing, Gou menyalahgunakan kekuasaannya dalam proses akuisisi sebuah proyek terkait, sehingga menyebabkan kerugian besar pada aset publik dan merugikan kepentingan negara serta masyarakat.
Pengadilan menggabungkan hukuman untuk kedua kejahatan tersebut dan menjatuhkan hukuman mati yang ditangguhkan, serta memerintahkan seluruh hasil kejahatan berikut bunga terkait diserahkan ke kas negara.
Disebutkan bahwa kejahatan Gou layak dijatuhi hukuman mati karena nilai suap yang "sangat besar", kondisi kasus yang "sangat berat", dampak sosial yang "sangat negatif", serta kerugian terhadap kepentingan negara dan publik yang "sangat signifikan".
Namun, pengadilan mempertimbangkan keringanan karena Gou mengakui perbuatannya, mengungkap suap yang belum diketahui penyidik, mengembalikan aset hasil kejahatan, dan sempat mencoba melakukan penyuapan yang tidak berhasil.
Di China, hukuman mati dengan penangguhan biasanya dapat diubah menjadi hukuman seumur hidup jika selama masa dua tahun terpidana tidak melakukan pelanggaran baru, dan hukuman seumur hidup tersebut dapat dikurangi lagi karena perilaku baik.
Namun, pengadilan memutuskan bahwa Gou tidak memenuhi syarat untuk pengurangan hukuman lebih lanjut atau pembebasan bersyarat karena tindak pidana yang berat dan dampak sosialnya.
Ini berarti ia akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara jika hukuman tersebut dikonversi menjadi penjara seumur hidup.
Gou, kelahiran Provinsi Gansu, mulai bekerja pada 1974 dan bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada 1976. Ia menjabat sebagai wakil Wali Kota Beijing pada 2008 dan memimpin Administrasi Umum Olahraga dari 2016 hingga Juli 2022.
Pada periode tersebut, ia juga menjadi ketua eksekutif Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 serta ketua Komite Olimpiade China.
Setelah itu, ia menjabat sebagai anggota Komite Tetap Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, dan sebagai wakil ketua Komite Urusan Etnis dan Agama.
Gou mulai diselidiki pada Mei 2024 sebelum akhirnya dipecat dari Partai dan dicopot dari seluruh jabatan publik. Ia kemudian didakwa atas tuduhan suap dan penyalahgunaan wewenang. Pengadilan menggelar sidang terbuka pada 20 Agustus.
(rds)