Putin Ancam Perluas Caplok Ukraina, Cap Politikus Eropa Anak Babi

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2025 15:15 WIB
Presiden Vladimir Putin bersumpah Rusia akan merebut lebih banyak wilayah di Ukraina jika Kyiv dan negara Eropa ogah melanjutkan perundingan damai usulan AS. (Foto: Mikhail METZEL / POOL / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Vladimir Putin bersumpah Rusia akan merebut lebih banyak wilayah di Ukraina jika Kyiv dan negara Eropa ogah melanjutkan pembahasan upaya gencatan senjata permanen yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dalam rapat tahunan Kementerian Pertahanan pada Rabu (17/12), Putin bersumpah militer Rusia akan terus bergerak maju di seluruh lini dan akan mencapai tujuannya baik melalui kekuatan militer maupun diplomasi.

"Jika pihak lawan dan para pendukung asingnya menolak terlibat dalam pembahasan substantif, Rusia akan mencapai pembebasan wilayah-wilayah historisnya dengan cara militer," ujar Putin seperti dikutip Reuters.

Putin juga menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden berupaya menghancurkan Rusia, dan mengeklaim para politikus Eropa juga mengejar tujuan yang sama.

Putin bahkan menyebut para politisi Eropa sebagai "shoats" atau "anak babi" karena dinilai memicu histeria tentang kemungkinan perang dengan Rusia. Putin bahkan mengultimatum Moskow suatu hari bisa menyerang negara anggota aliansi militer NATO.

"Saya sudah berulang kali menyatakan: ini adalah kebohongan, omong kosong, omong kosong belaka tentang ancaman Rusia yang imajiner terhadap negara-negara Eropa. Namun ini dilakukan secara sengaja," kata Putin.

Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov mengatakan salah satu target pada 2026 adalah meningkatkan tempo ofensif Rusia. Dalam sebuah slide yang ditampilkan saat pidatonya, disebutkan Rusia mengalokasikan 5,1 persen produk domestik bruto (PDB) untuk perang pada 2025.

AS memang telah menggelar pembicaraan dengan Moskow dan Kyiv serta Eropa mengenai usulan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, hingga kini belum tercapai kesepakatan.

Kyiv dan negara Eropa menyatakan keprihatinan atas tuntutan konsesi wilayah Ukraina hingga menuntut jaminan keamanan yang lebih kuat dari proposal damai usulan AS tersebut.

Sementara itu, Rusia menyatakan kini menguasai sekitar 19 persen wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Crimea yang dianeksasi pada 2014, sebagian besar wilayah Donbas di timur, sebagian besar wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, serta bagian kecil dari empat wilayah lainnya.

Moskow mengklaim Crimea, Donbas, Kherson, dan Zaporizhzhia kini merupakan bagian dari Rusia. Namun, Ukraina menegaskan tidak akan pernah menerima klaim tersebut, dan hampir seluruh negara di dunia menganggap wilayah-wilayah itu sebagai bagian dari Ukraina.

Para pemimpin Eropa menyatakan tetap berdiri bersama Kyiv dan menegaskan Rusia tidak boleh "diberi hadiah" atas perang di Ukraina.

Sejumlah pemimpin Eropa menuduh Rusia tidak sungguh-sungguh berniat terlibat dalam perundingan damai. Melontarkan kritik serupa terhadap Eropa, Belousov mengatakan negara-negara Eropa berupaya menggagalkan upaya mengakhiri perang dan terus membicarakan kemungkinan perang antara Rusia dan NATO dalam beberapa tahun ke depan.

"Kebijakan semacam itu menciptakan prasyarat nyata bagi berlanjutnya operasi militer tahun depan, 2026," ujarnya.

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK