Putin Tolak Kompromi soal Ukraina Meski Didesak Trump

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2025 21:35 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak kompromi soal Ukraina yang menyerahkan wilayahnya meski didesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Rabu (16/12).
Presiden Ukraina Vladimir Putin ogah kompromi soal Ukraina meski didesak Presiden AS Donald Trump. (REUTERS/Jeenah Moon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Rusia Vladimir Putin menolak kompromi soal Ukraina yang menyerahkan wilayahnya meski didesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Rabu (16/12).

Dalam pidato yang disampaikan ketika para pemimpin AS dan Eropa terlibat dalam upaya diplomatik untuk mengamankan kesepakatan perdamaian, Putin mengecam sekutu Eropa Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putin mengatakan Rusia akan merebut wilayah dengan kekerasan jika perlu.

"Kami lebih memilih untuk melakukan ini, dan menghilangkan akar penyebab konflik, melalui diplomasi," ujar Putin pada pertemuan tahunan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip CNN.

"Jika negara lawan dan para pendukung asing menolak untuk terlibat dalam diskusi substantif, Rusia akan mencapai pembebasan wilayah bersejarah melalui cara militer," ia melanjutkan pernyataannya.

Putri merujuk pada wilayah-wilayah yang ia tuntut dari Ukraina untuk diserahkan ke Rusia. Itu merupakan poin penting bagi Moskow dalam perundingan perdamaian yang sedang berlangsung.

Masalah wilayah itu serta jaminan keamanan bagi Ukraina, terbukti sulit diselesaikan selama perundingan perdamaian.

Hal itu memperlihatkan prioritas yang saling bertentangan antara Ukraina, AS, Eropa, dan Rusia.

Menurut analisis oleh Institute for Study of War, sebuah lembaga pemantauan konflik di AS, mengatakan Rusia secara ilegal mencaplok wilayah Donbas di Ukraina tetapi belum sepenuhnya menaklukkannya.

Dengan laju kemajuannya saat ini, Rusia tidak akan merebut seluruh wilayah tersebut hingga Agustus 2027.

Pada Senin (15/12), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan Kyiv tidak akan mengakui wilayah Donbas timur yang diduduki sementara sebagai wilayah Rusia secara hukum.

Zelensky juga menyinggung komentar tentang "tanah bersejarah" yang dibuat Putin dalam pidatonya pada Rabu (17/12) malam.

"Ada negara-negara lain di Eropa, suatu hari nanti mungkin akan disebut 'tanah bersejarah' oleh seseorang di Rusia," ujar Zelensky memperingatkan.

"Kita membutuhkan perlindungan nyata dari sejarah kegilaan Rusia ini," tambah dia.

Sebelumnya, Trump optimistis tentang peluang tercapai kesepakatan perdamaian, dengan mengatakan pekan ini "kita lebih dekat daripada sebelumnya."

Sementara, sekutu-sekutu Eropa Ukraina telah berhati-hati dan berupaya mendapatkan jaminan keamanan kuat bagi negara itu.

(rnp/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER