Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut riset, banyak orang dewasa yang menderita migrain mengalami penyakit ini sejak anak-anak. Malah, pada 10 persen penderita migrain dewasa, situasinya buruk. Penyakit ini menyita 85 persen waktu yang mereka punya.
Seperti dilansir Livescience, migrain adalah tipe sakit kepala yang umum. Ia terjadi ketika jaringan sensorik dan pengatur saraf di dalam otak terganggu. Detail mengenai bagaimana migrain bekerja masih belum terlalu dipahami, tapi riset di bidang ini mengalami kemajuan, khususnya dalam satu dekade terakhir.
Migrain terjadi pada 15-18 persen anak-anak dan memuncak pada usia 11-13 tahun. Ini termasuk penyakit yang berhubungan dengan genetika. Tak heran kalau dua pertiga anak-anak penderita migrain berasal dari keluarga yang punya riwayat penyakit itu.
Tapi mengapa seseorang sampai bisa jadi penderita migrain, masih belum diketahui. Sedang pemicu migrain itu sama saja pada anak-anak dan orang dewasa.
Biasanya migrain muncul karena adanya tekanan emosi, gangguan tidur, masalah makan, menstruasi, dan cuaca.
Kalau orangtua memiliki anak yang menderita penyakit ini, penangananya sebaiknya tak sekadar memberikan obat. Dokter perlu memeriksa faktor psikologi dan sosial. Disarankan anak tak boleh sampai absen dari sekolah. Karena itu bisa membuatnya stres karena ketinggalan pelajaran atau disisihkan dari pergaulan.
Kalau seorang anak sedang mengalami migrain, pemberian obat non-steroidal anti-inflammatories (NSAIDs) termasuk aspirin dan ibuprofen efektif bagi mereka. Membiarkan anak tidur juga bagus untuk pemulihan.
(ded/ded)