10 Tips Membantu Anak Berteman

Fitri Chaeroni | CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2016 18:03 WIB
Sejak dini anak harus diajarkan untuk bersosialisasi. Ini 10 tips yang bisa dicoba.
Ilustrasi (Sean Gallup/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak dini anak harus diajarkan untuk bersosialisasi. Seperti lirik lagu dari penyanyi Lukas Graham berjudul 7 Years yang berkata “Once I Was seven years old my mama told me, go make yourself some friends or you’ll be lonely.”

Carilah teman agar tak kesepian. Kata-kata itu benar adanya. Dan sebagai orang tua kita memiliki peran penting untuk mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisasi dan mencari teman.

Berikut beberapa tipsnya

1. Jadilah pelatih emosi anak
Semua orang memiliki emosi negatif dan egois, namun ketika akan mencari teman kita perlu menjaga agar kondisi itu tetap terkontrol. Studi pada anak-anak di Barat menunjukkan bahwa anak memiliki kontrol emosi yang lebih baik ketika orang tua mereka berbicara dengan mereka tentang perasaan melalui cara yang simpatik dan juga dapat memecahkan masalah. Melatih emosi anak akan membantu. Sebuah studi menunjukkan pola strategi bersosialisasi yang ibu terapkan pada anaknya yang berusia 5 tahun akan mengubah seberapa baik anak mereka mengontrol emosinya. Dan akan berkontribusi pada kualitas pertemanan anak 2-5 tahun kemudian.

2. Jadilah orang tua yang otoritatif (bukan otoriter)
Otoritatif berarti memiliki kontrol yang besar terhadap anak mereka, memuat batasan apa yang dibuat dan menuntut kedewasaan anak. Orang tua yang otoritatif memiliki hubungan yang hangat dengan anak mereka dan membentuk perilaku melalui diskusi rasional dan menjelaskan alasan dari aturan yang dibuat. Berbeda dengan otoriter di mana kurangnya kehangatan terhadap anak dan kontrol yang terlalu tinggi. Studi menunjukkan anak yang memiliki orang tua otoritatif cenderung tidak terlalu agresif, lebih mandiri, lebih menguasai diri, dan lebih disukai oleh teman-temannya.

3. Ajarkan anak untuk berkomunikasi dengan cara yang sopan
Ruth Feldman dan rekan-rekannya pada sebuah penelitian mengungkapkan orang tua yang menunjukkan timbal balik yang tinggi saat berkomunikasi dengan anak memiliki anak-anak yang mempunyai kompetensi sosial dan ketrampilan negosiasi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Selain melibatkan anak dalam dalog keluarga, ada juga beberapa saran bagaimana agar anak dapat menjalin pertemanan baru.

Sejumlah penelitian telah melaporkan bahwa anak-anak tidak populer meningkatkan status sosial di antara temannya setelah mereka dilatih menjadi pendengar yang aktif. Pendengar aktif adalah seseorang yang memperhatikan dengan seksama, dengan membuat kontak mata yang tepat, mengarahkan badan kepada pembicara, tenang, dan memberi respons verbal yang sesuai.

4. Ajarkan rasa empati dan peduli pada orang lain
Meskipun bayi saja sudah menunjukkan tanda-tanda empati, menjadi kesalahan untuk membayangkan jika empati hanya muncul jika anda meninggalkan anak-anak sendirian.

5. Bantu anak belajar membaca ekspresi wajah
Dengan memahami ekspresi wajah dari lawan bicara, anak akan memiliki cara untuk merespons dengan tepat. Tanpa memahami ekspresi wajah orang lain, akan sulit bagi kita mengetahui apa yang lawan bicara rasakan, dan bagaimana harus meresponsnya.

6. Latih anak bagaimana mengatasi kondisi sosial yang rumit
Mari coba menjadi lebih spesifik. Jika kamu melihat beberapa anak sedang bermain dan kamu ingin bergabung, bagaimana kamu akan melakukannya? Victoria Finnie dan Alan Russell menunjukkan ibu dengan beberapa skenario hipotesis dan bertanya kepada ibu saran apa yang akan mereka berikan kepada anak mereka. Penelitian menunjukkan ibu yang memberi saran terbaik memiliki anak yang pandai bersosialisasi.

7. Amati kehidupan sosial anak
Anak-anak akan lebih baik jika dipantau kegiatan sosialnya oleh orang tua. Tapi itu bukan berarti ikut ‘nimbrung’ bersama anak tiap waktu mereka bermain dengan temannya, karena itu justru menjadi pengaruh buruk. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika anak SD bermain bersama temannya yang lebih agresif cenderung dapat mengembangkan permasalahan dalam bergaul. Maka perlu pengawasan orang tua agar anak tidak mengalami penyelewengan perilaku.

8. Ketika memungkinkan, biarkan anak menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri
Anak balita memerlukan pengawasan ekstra dari orang tua. Tapi ketika anak beranjak lebih besar, orang tua harus mulai belajar melepas anak. Orang tua yang terlibat terlalu banyak akan merampok kesempatan mereka untuk mengembangkan ketrampilan sosial mereka sendiri.

9. Waspada terhadap bullying
Satu pengecualian untuk “biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri”. Bullying bukan merupakan bagian yang sehat dari masa kanak-kanak, dan orang tua perlu terlibat dalam hal ini.

10. Menyadari perbedaan budaya
Orang dengan latar belakang budaya yang berbeda mungkin saja menginterpretasi hal dengan cara berbeda pula, termasuk dalam cara pendekatan teman baru. Maka ajarkan anak untuk lebih berhati-hati atau lebih sopan ketika mencoba bersosialisai dengan teman dari budaya yang berbeda. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER