Pendiam yang Berbahaya Bagi Tulang

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Senin, 12 Feb 2018 14:02 WIB
Mengenal lebih dekat penyakit osteoporosis, pengobatan, dan pencegahannya sejak dini.
Peringatan Hari Osteoporosis (Foto: M Risyal Hidayat/Antara Photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tulang merupakan penyangga yang kokoh bagi tubuh. Komponen kalsium dan fosfor membuat tulang keras dan kaku. Sedangkan serat serat kolagen membentuk tulang seperti kawat dalam tembok.

Tulang adalah kerangka tubuh pelindung bagi organ-organ dalam dari benturan dan tempat terkaitnya otot sehingga memungkinkan otot melakukan pergerakan antara sambungan tulang satu sama lain. Hal tersebutlah yang menjadikan tulang sebagai penunjang utama aktivitas fisik.

Salah satu penyakit pada tulang yang sangat berbahaya ialah osteoporosis. Ini istilah yang sudah umum bagi masyarakat.

Osteoporosis tidak bisa diremehkan. Osteoporosis dapat dijumpai di seluruh dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Osteoporosis merupakan kondisi di mana kualitas tulang menjadi lemah dan rapuh.

Menurut salah satu dokter spesialis ortopedi di RSUD ULIN Banjarmasin, dr Essy Dwi Damayanthi: “Osteoporosis itu adalah suatu keadaan di mana kondisi kepadatan tulang menurun.” Dia melanjutkan, ”Osteoporosis umumnya terjadi pada lansia dan jarang terjadi pada usia muda.” Tapi bukan berarti tak ada kasusnya.

Osteoporosis pada anak dan remaja biasanya disebabkan oleh kondisi medis, seperti penggunaan obat-obatan yang membuat tulang keropos atau faktor gaya hidup seperti pola makan yang buruk dan kurangnya berolahraga. Tetapi pada dasarnya, osteoporosis pada anak belum diketahui pasti penyebabnya, dan hal ini disebut sebagai osteoporosis juvenile idiopathic.

Masyarakat Eropa dan Asia memiliki densitas tulang yang rendah sehingga rentan terhadap osteoporosis. Osteoporosis ini paling sering terjadi pada pergelangan tangan, tulang belakang dan tulang pinggul tetapi tidak menutup kemungkikan terjadi pada bagian tulang yang lain. Penyebab terjadinya osteoporosis yaitu gangguan pada metabolisme tulang.

Pada keadaan normal sel pembangun dan sel pembongkar pada tulang bekerja terus menerus, saling mengisi, seimbang sehingga tulang menjadi utuh. Apabila kerja sel pembangun dan sel pembongkar tidak seimbang, maka kondisi tulang menurun dan mengalami pengeroposan. Selain itu rendahnya kesadaran masyarakat akan osteoporosi merupakan faktor lain yang menyebabkan keadaan semakin parah. Menurut dr Essy Apabila kita terkena osteoporosis maka akan menimbulkan kepatahan dan kerapuhan pada tulang.

Gejala osteoporosis sering tidak dihiraukan oleh masyarakat karena tidak adanya gejala yang spesifik. “Osteoporosis adalah silent disease atau penyakit tidak bergejala,” ujar dr Essy. Namun ada beberapa hal yang dapat disebut sebagai gejala umum osteoporosis yaitu seperti patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk, menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.

Pada masa kanak-kanak tulang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Pertumbuhan tulang tersebut harus ditunjang dengan gaya hidup, pola makan dan aktivitas yang baik.

Jenis-jenis Osteoporosis:
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer 1
Osteoporosis primer merupakan sindrom osteopororsis yang sering terjadi pada wanita di mana osteoporosis ini disebabkan karena kurangnya hormon esterogen, yakni pada wanita yang mengalami menopause, dan akibat kurangnya testosteron pada pria.

Osteoporosis primer 2
Sering disebut dengan istilah osteoporosis senil atau penuaan.

2. Osteoporosis sekunder
Di mana osteoporosis terjadi karena adanya penyakit yang mendasar seperti akibat obat-obatan. Osteoporosis jenis ini akan menimbulkan densitas tulang yang besar.

3. Osteoporosis idiopatik
Penyebab dari jenis osteoporosis ini tidak diketahui. Osteoporosis ini terjadi pada anak anak, usia remaja, dan pria usia menengah. Osteoporosis pada masa remaja menjadi masalah besar dikarenakan pada masa remaja tulang memasuki pertumbuhan sehingga apabila masa tulang sudah mulai berkurang sebelum usia 30 tahun akan mengalami puncaknya dan memperburuk kesehatan terutama berhunbungan dengan kepadatan tulang padai usia lanjut.

Osteporosis di Indonesia
International Osteoporosis Foundation (IOF) menyatakan bahwa 1 dari 4 perempuan indonesia dengan rentan usia 50-80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis. Resiko osteoporosis pada perempuan 4 kali lebih besar dibandingkan laki laki.

Hasil Penelitian White Paper bersama Perhimpunan Osteoporosis Indonesia tahun 200, menyatakan bahwa penderita osteoporosis pada penduduk yang berusia di atas 50 tahun adalah 32,3 persen pada wanita 28,8 persen pada pria. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR,2010) menunjukkan angka insiden patah tulang paha atas akibat osteoporosis sekitar 200 dari 100.000 kasus pada usia 40 tahun.

WHO mengungkapkan bahwa meskipun prevelensinya lebih banyak terjadi pada wanita, priapun juga dapat terkena osteoporosis. Menurut WHO FRAX Calculation pada tahun 2011 insiden tulang patah pada wanita Indonesia sebanyak 1.680 kasus pada usia 95-99 tahun dan 8 kaus pada usia 40-44 tahun. Sedangkan pada pria Indonesia sebanyak 718 kasus pada usia 90-94 tahun dan 10 kasus pada usia 40-44 tahun.

Faktor-faktor penyebab osteoporosis
1. Faktor yang dapat diubah
- Kurangnya aktivitas fisik
Minimnya pergerakan tubuh akan menghambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan masa tulang berkurang . Apabila pergerakan tubuh sering terjadi maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. Orang Indonesia menganggap bergerak (move) sebagai salah satu kesibukan mereka sehari hari. Padahal dalam ilmu kesehatan, seseorang dapat dikatakan bergerak secara aktif pada saat ia berolahraga secara rutin selama kurang lebih 30 menit perhari. Seseorang yang memiliki gaya hidup sibuk bukan berarti bergerak secara aktif karena dalam gaya hidup sibuk tersebut banyak dihabiskan untuk duduk statis. Pasalnya orang yang aktif dapat mempertahankan kalsium agar tetap tersimpan di dalam tulang. Sementara itu, orang yang tidak aktif sangat gampang untuk kehilangan kalsium.

- Asupan kalsium yang rendah
Apabila kalsium dalam tubuh kurang maka akan menimbulkan hormon yang akan mengambil kalsium yang dimiliki oleh bagian tubuh lain seperti tulang.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2015, kebutuhan akan kalsium sebanyak 210 mg/hari untuk usia 0-6 bulan, 270 mg/hari untuk usia 7-12 bulan, 500 mg/hari yntuk usia 1-3 tahun, 800 mg/hari untuk usia 4-8 tahun, 1000 mg/hari untuk usia 19-50 tahun, 1200 mg/hari untuk usia lebih dari 50 tahun.

- Kurangnya protein
Makanan yang banyak mengandung protein untuk kesehatan tulang antara lain yogurt, susu, keju, Ikan laut, telur, sayuran hijau dan biji bijian seperti gandum dan sereal.

- Konsumsi makanan yang terlalu manis
Gula yang berlebihan dapat mencegah penyerapan kalsium dan fosfor, serta mineral penting dalam memfasilitasi penyerapan kalsium.

- Kurangnya vitamin D
Mencukupi asupan vitamin D dapat diperoleh melaluin paparan sinar matahari pagi dan sore.

- Konsumsi minuman mengandung akohol dan kafein
Kopi dan alkohol dapat menimbulkan pengeroposan pada tulang karena alkohol dan kafein menghambat proses pembentukan massa tulang. Semakin banyak kafein yang dikonsumsi maka semakin banyak pula kalsium yang terbuang melalui air seni. Tetapi, dampak negatif tersebut akan semakin berkurang bila pola makan anda kaya akan kalsium.

- Kebiasaan Merokok
Rokok dapat menyebabkan tulang keropos karena mengandung radikal bebas, nikotin, dan zat berbahaya lainnya. Radikal bebas itu sendiri menyebabkan kerusakan sel dan gangguan hormon, yang berdampak pada gangguan pembentukan tulang. Sedangkan nikotin menyebabkan kerusakan pada sel yang bertugas membentuk sel tulang (osteoblas). Kondisi osteoporosis akan semakin parah, karena rokok juga terbukti dapat meningkatkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh, sehingga proses penghancuran tulang akan berlangsung lebih cepat.

- Beberapa jenis obat
Obat kortikosteroid yang dikonsumsi sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi dapat menyebabkan osteoporosis. Apabila dikonsumsi berlebihan maka menyebabkan massa tulang menurun. Selain kortikosteroid, obat heparin dan antikejang juga dapat menyebabkan osteoporosis.

2. Faktor yang tidak dapat diubah
- Riwayat keluarga
Di mana kesehatan tulang tergantung dari gen yang diturunkan dari orang tua. Apabila salah satu orang tua mengalami patah tulang panggul, besar kemungkinan osteoporosis dapat terjadi pada keturunannya.

- Jenis kelamin perempuan
Osteoporosis sering terjadi pada perempuan. dr Essy mengatakan, “Dari data epidemologi Hal yang menyebabkan wanita rentan terkena osteoporosis disebabkan oleh hormonal.” Menurunnya hormon esterogen yang mulai turun kadarnya sejak usia 35 tahun, menopause, dan hamil. Pertumbuhan tulang pada wanita mencapai titik tertingginya pada usia 18 tahun. Setelah usia tersebut, tulang wanita sebenarnya masih melakukan perkembangan, tetapi dalam jumlah yang relatif lebih rendah dari sebelumnya.

- Usia
Hilangnya kepadatan tulang akan meningkat pada saat usia 75 tahun, setengah dari populasi manusia akan mengalami osteoporosis. Semakin bertambah usia, tulang akan semakin bertambah rapuh. Hal tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pria dan mengalami kehilangan trabekular karena proses penuaan sehingga penyerapan kalsium menururn dan hormon paratiroid meningkat.

- Ras Asia dan Kaukasia
Secara umum wanita Asia masih rendah dalam mengkonsumsi kalsium. Karena 90 persen intoleransi dan menghindari produk dari hewan seperti susu.

- Menopause

- Ukuran badan
Semakin besarnya ukuran badan seseorang maka akan mengakibatkan beban yang harus ditompang oleh tulang semakin berat sehingga memicu patahnya tulang.

Mencegah Sedini Mungkin
Untuk mendiagnosa penyakit osteoporosis dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain yaitu dengan pemeriksaan rontogen, di mana pemeriksaan ini berguna untuk mengidentifikasi keretakan pada tulang dan untuk mendeteksi kepadatan tulang dapat dideteksi dengan Dual- Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA).

Tulang yang sehat hingga usia lanjut atau senja merupakan kebanggan tersendiri bagi seseorang. Untuk mencapai kondisi tersebut, banyak masyarakat yang kemudian giat melakukan pencegahan osteoporosis sedini mungkin karena apabila osteoporosis yang terjadi pada tulang tidak segera ditangani, maka akan menimbulkan kecacatan.

Mencegah osteoporosis perlu dilakukan sedini mungkin untuk menghasilkan massa tulang yang maksimal bahkan sejak dalam kandungan, bayi, anak anak, dan remaja. Seperti yang dikatakan dr Essy Dwi Damayanthi, dokter spesialis orthopedi di RSUD ULIN, Banjarmasin, “Biasanya di usia 45 tahun sudah ada gejala osteoporosis.” Dia melanjutkan, ”Pertumbuhan tulang akan berhenti pada usia 16-17 tahun bagi laki laki dan lebih cepat pada perempuan, pada usia 40 tahun lebih, kepadatan tulang mulai berkurang.”

Semakin seseorang bertambah usia, maka kondisi tulang dan otot pun menurun dan akan mengalami kerapuhan. Pada umumnya usia yang sering terkena osteoporosis ialah usia lanjut usia tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa usia muda pun juga dapat terkena osteoporosis. Departemen kesehatan RI memperkirakan pada tahun 2050 hampir 38 persen masyarakat Indonesia akan terkena osteoporosis.

Salah satu faktor penyebabnya ialah meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia. Tetapi saat ini hal tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang osteoporosis. Ini terlihat dari rendahnya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kalsium hanya 254 mg per hari (2002). Menurut pedoman pengendalian osteoporosis yang diterbitkan departemen kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1142/2008. Diperkirakan 2 dari 5 orang Indonesia beresiko mengalami penyakit osteoporosis.

Pencegahan osteoporosis sedini mungkin merupakan hal penting yang perlu di lakukan oleh seluruh masyarakat. “Upaya preventif yang penting untuk dilakukan guna mencegah osteoporosis saat ini yaitu dengan menerapkan pola hidup yang sehat,” kata dr Essy.

Aktif Dalam Pencegahan Osteoporosis
Untuk mencegah timbulnya kasus osteoporosis yang semakin banyak hal itulah yang mendorong terbentuknya beberapa organisasi atau komunitas yang berperan aktif dalam upaya memerangi masalah osteoporosis di Indonesia. Di antaranya yaitu PERWATUSI (Perkumpulan Warga Tulang Sehat).

Heru D.K ST., MM sebagai Sekertaris di PERWATUSI Bogor mengatakan, “Tujuan dari organisasi ini yaitu untuk menciptakan masyarakat Indonesia agar bertulang sehat dan kuat.”

Pada hari osteoporosis sedunia yang jatuh pada tanngal 20 Oktober lalu PERWATUSI ikut aktif dalam melakukan beberapa kampanye, kampanye yang telah dilakukan menimbulkan antusias masyarakat yang baik. Dia melanjutkan, “Kampanye yang telah dilakukan yaitu berupa senam osteoporosis bersama, talkshow, seminar, dan pemeriksaan kepadatan tulang.”

Pencegahan dini osteoporosis juga dilakuakan oleh seorang selebritis yang juga seorang istri dan ibu dari dua orang anak yaitu Dian Sastrowardoyo. Selama lima tahun terakhir dia menerapkan gaya hidup sehat yang membuat tubuhnya menjadi sehat dan fresh sehingga ia tidak merasakan ngilu pada tulang persendian pasca melahirkan.

Gaya hidup sehat yang dilakukannya yaitu dengan melakukan olahraga rutin minimal selama 30 menit sehari, lari 7 km setiap minggu bersama komunitas pertemanan sehat, mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi, dan mengkonsumsi susu untuk memenuhi pembentukan tulangnya. Pada kalangan kelas ekonomi menegah sampai menengah ke bawah sama sekali tidak peduli tentang apa yang anak mereka konsumsi, mereka hanya memegang prinsip bahwa yang penting keluarga mereka makan dan tidak kelaparan. Faktor yang membuat pola pikir seperti itu ialah karna faktor ekonomi mereka yang kurang baik. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER