Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sangat menyadari besarnya pengaruh dan dampak dari media sosial selama masa kampanye. Oleh sebab itu, ia berpesan kepada para relawannya agar memberikan pesan-pesan yang menyejukkan, memberikan informasi yang akurat, dan tidak membuat kegaduhan.
"Kami akan membuat
voice bukan
noise, suara hati bukan keberisikan," kata Sandiaga saat acara pelatihan kepada relawan digital yang disebut
'Insider' di Jakarta Selatan, Rabu (23/11).
Insider merupakan salah satu tim kampanye pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di media sosial. Menurut Sandi, strategi kampanye berbasis teknologi sangat efektif menggaet suara.
Lewat aktivitas di media sosial, Sandi menargetkan suara dari kalangan anak muda, atau yang dia sebut sebagai generasi millenial.
"Hampir semua generasi milenial Jakarta melek teknologi, kami ingin menyampaikan pesan lewat sosial media," ujarnya.
Para relawan digital Anies-Sandiaga bertugas mengakomodasi, menganalisis serta menyampaikan pesan seputar pasangan nomor urut tiga itu.
Setiap pasangan calon wajib mendaftarkan akun media sosial mereka selama kampanye ke KPU DKI Jakarta.
Akun yang didaftarkan kepada KPU DKI menjadi sarana formal kampanye peserta Pilkada di media maya. Namun, usai kampanye akun media sosial yang didaftarkan tersebut harus ditutup.
Berdasarkan data KPU DKI Jakarta, pasangan Anies-Sandiaga paling banyak memiliki akun kampanye resmi di media sosial. Keduanya total memiliki 14 akun yang tersebar di tiga media sosial.
Agus dan Sylvi mendaftarkan tiga akun media sosial yang tersebar di jejaring Facebook, Twitter, dan Instagram dengan nama AgusSylviForDKI1.
Sementara itu Ahok-Djarot mendaftarkan tiga akun media sosial bernama AhokDjarot dan sebuah alamat situs web AhokDjarot.id
Menurut Sandiaga, kampanye digital adalah masa depan kampanye sekaligus sebuah inovasi di bidang politik.
(wis/yul)