Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur Sylviana Murni menyebut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) miliknya telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta. Oleh karena itu, Sylviana meminta untuk tidak membesar-besarkan LHKPN miliknya.
KPU DKI Jakarta pada Selasa (29/11) mengumumkan LHKPN milik pasangan calon. Dalam laporan itu, Sylviana menjadi satu-satunya calon yang LHKPN-nya berdasarkan data tahun 2015. Calon lain melaporkan LHKPN mereka berdasarkan data kekayaan tahun 2016.
"Saya tak ada komplain dari (atau kepada) KPU karena memang sudah memenuhi persyaratan," kata Sylvi saat ditemui di Kramat Sentiong, Rabu (30/11).
Sylvi menjelaskan alasan kenapa dia belum memperbaharui LHKPN-nya. Menurut dia, sistem di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuatnya baru bisa melaporkan harta kekayaan di akhir tahun.
Ia mengatakan telah pada 2015 dirinya melaporkan LHKPN di awal tahun. Hal tersebut membuatnya tak perlu memperbaharui LHKPN miliknya. Adapun untuk tahun 2016, Sylvi mengakui belum sempat memperbaharui LHKPN-nya karena dia secara mendadak mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pegawai negeri sipil.
Meski demikian, pendamping calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono ini menyatakan bakal akan segera memperbarui LHKPN miliknya untuk nantinya dilaporkan ke KPU DKI Jakarta dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sylvi juga merasa tak akan ada perbedaan mencolok dari kekayaannya tahun lalu dengan tahun sekarang karena tak ada proses jual-beli yang signifikan yang dia lakukan.
"Tampaknya tak ada, beli tidak ada dan jual pun tak ada," ujarnya.
Berdasarkan data KPU DKI Jakarta, LHKPN Sylvi terakhir dilaporkan pada 1 Maret 2015. Sementara kelima cagub dan cawagub lain telah melaporkan LHKPN pada rentang September hingga Oktober lalu.
Sylviana yang pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata ini memiliki harta sebesar Rp8,34 miliar per Maret 2015, atau meningkat sekitar Rp1 miliar dari LHKPN sebelumnya pada Juli 2012 lalu.
Kekayaan tersebut berasal dari sejumlah aset seperti tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta dan Bogor senilai Rp6,61 miliar. Ia juga memiliki dua unit mobil dan empat unit motor berbagai merek dengan nilai Rp463 juta.
Tak hanya itu, Sylviana tercatat memiliki giro dan setara kas senilai Rp2,26 miliar, hutang berupa pinjaman sebesar Rp1,4 miliar, piutang sebesar Rp72 juta, surat berharga senilai Rp124,7 juta, serta logam dan barang antik senilai Rp235 juta.
(wis/obs)