Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur petahana DKI Jakarta kembali melanjutkan agenda kampanye dengan blusukan ke daerah padat pemukiman warga di Cipete Selatan, Jakarta Selatan. Sepanjang blusukan menyusuri gang kecil, warga Cipete meminta Ahok untuk menyelesaikan persoalan banjir yang kerap menimpa tempat tinggal mereka.
"Sampai segini Pak, kemarin," kata seorang warga, Suani, sambil menunjukkan ketinggian air yang mencapai pinggang orang dewasa.
Berbeda dengan Suani, warga lainnya menyebut ketinggian air di rumahnya mencapai lutut orang dewasa. Ada pula warga yang mengeluhkan tak bisa tidur saat hujan lebat karena was-was bakal kebanjiran.
Mendengar keluhan itu, Ahok berjanji bakal mencari tahu penyebab banjir agar bisa diselesaikan segera. Ahok mengaku heran banjir bisa terjadi di wilayah Jakarta Selatan yang berada di dataran jauh lebih tinggi ketimbang Jakarta Utara.
Ahok menduga banjir di wilayah Cipete itu terjadi karena lahan sekelilingnya sudah dipenuhi perumahan atau apartemen yang dibangun lebih tinggi dengan tembok pembatas sehingga mengakibatkan perkampungan warga tenggelam.
Ahok juga mensinyalir saluran air dari perumahan yang mengalir ke perkampungan dibuat secara tidak benar.
Kawasan Cipete Selatan memang terdapat tembok tinggi yang menjadi pembatas dengan komplek perumahan elit. Ahok menyatakan bakal memeriksa izin fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahan tersebut.
"Makanya kami mau periksa, kami akan periksa dia punya izin fasum fasos. Cek dia punya saluran air, kalau memang tidak sesuai, kami akan minta bongkar," kata Ahok.
Jika terbukti melanggar, Ahok menyatakan bakal membongkar bangunan itu meski memiliki IMB.
Ubah Perkampungan Jadi ApartemenDalam kesempatan itu Ahok juga meminta warga untuk mengurus sertifikat tanahnya. Sebab, setelah memiliki sertifikat, pemerintah akan membeli lahan dan bangunan warga untuk dijadikan apartemen.
"Kami mau bangun apartemen, kalau dia punya tanah 100 meter, orang kampung bisa dapat 250 meter persegi apartemen. Kalau satu unit 36 meter persegi, kira kira dia dapat 4-5 unit," tutur Ahok.
Kepemilikan apartemen itu, kata Ahok, tetap dimiliki oleh masyarakat kampung tadi.
"Kamu pasti pengen. Siapa yang enggak mau, tanahnya di lokasi yang sama ini. Bukan cuma tanah loh. Jadi bangunan, hak milik lagi kami kasih. Nah ini yang kami tawarkan," ujarnya.
Ahok menyebut anggaran yang digunakan untuk membangun apartemen itu berasal dari kontribusi tambahan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), APBD, dan kontribusi pengembang.
Ahok yakin dalam dua tahun persoalan ini akan selesai, asalkan warga Jakarta memberikan kepercayaan kepadanya. Dia menargetkan pada 2018, wilayah Cipete sudah mulai terlihat perubahan.
(wis/yul)