Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan menilai calon petahana Basuki Tjahaja Purnama terlihat emosional saat menjawab pertanyaannya dalam sesi debat kandidat yang diselenggarakan KPU DKI Jakarta, di Hotel Bidakara, Jumat (13/1).
"Pertanyaan saya kepada Pak Basuki, Pak Basuki jawabnya emosional. Pertanyaannya tentang pembangunan manusia, dijawabnya tentang pembangunan infrastruktur," kata Anies usai debat kepada awak media.
Dalam pertanyaan itu, Ahok menjawab sekaligus menyindir Anies. Menurutnya segala rancangan Pemprov DKI harus memikirkan pembangunan SDM ibu kota.
Namun, pembangunan SDM tak bisa dilakukan jika banjir terus terjadi. "Ini benda mati iya, tapi ini telah dikaji. Membangun manusia tak ada benda matinya itu namanya teori," katanya.
Ahok berkata bahwa tidak mungkin suatu tujuan dicapai tanpa membangun infrastruktur. Dia bahkan memamerkan keberhasilan Transjakarta mengambilalih penanganan transportasi di ibu kota.
"Visi kami terukur dengan angka, angka indeks pembangunan manusia." ujar Ahok.
Menurut Anies, sebagai seorang pemimpin, Basuki alias Ahok tidak boleh menunjukan emosinya ke depan publik. Dari jawaban itu, Anies menilai Ahok justru berusaha melakukan pembenaran.
"Hanya orang berdosa yang membutuhkan pembenaran. Kalau tidak punya beban dosa, saya rasa tidak perlu melakukan pembenaran," ujar Anies.
Selain hal tersebut, Anies menilai Ahok juga keliru terkait permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso untuk memasukkan soal pencegahan narkoba ke dalam kurikulum, yang ditolak saat masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Tadi juga ada kekeliruan fatal surat dari BNN ke Mendikbud. Justru Mendikbud Anies Baswedan merevisi kurikulum untuk memasukan materi pencegahan antinarkoba ke mata pelajaran, yang sebelumnya tidak ada," ujar Anies.
Secara keseluruhan, Anies mengaku puas atas penampilannya dan pasangannya Sandiaga Uno dalam debat resmi perdana KPU DKI Jakarta malam ini. Menurutnya, semua yang disampaikan dalam debat sudah sesuai rencana dan fokus pada program.
Anies pun sepakat dengan pernyataan Sandiaga bahwa Jakarta membutuhkan pemimpin yang mempersatukan, bukan memecah belah. Hal itu menurut Anies terlihat saat debat berlangsung saat dia diserang secara pribadi.
"Kalau di debat saja menyerang pribadi, gimana di luar debat. Kami ingin tunjukan adab dimulai dari kepemimpinan," kata Anies.