Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat menyindir lawan politiknya dalam Pilkada 2017, Sylviana Murni.
Menurut Djarot, pasangan Agus Harimurti itu terlalu bersemangat mengikuti debat terbuka hingga lupa memberi pertanyaan untuk cagub dan cawagub nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Kealpaan Sylviana terlihat saat segmen kelima debat terbuka kedua yang diadakan di Menara Bidakara, Jumat (27/1) malam.
Saat segmen lima berlangsung, Djarot menganggap Anies-Sandi dan Sylviana-Agus sebenarnya saling memberi umpan untuk mengkritisi kebijakannya dan Basuki Tjahaja Purnama. Namun, karena terlalu bersemangat, Sylviana justru tak sempat menjabarkan pertanyaan untuk Anies-Sandi.
"Kami merasa paslon nomor tiga dan satu sebetulnya kasih umpan untuk mengkritik paslon nomor dua ya tidak apa-apa. Kritikan semakin bagus, saking bersemangatnya sehingga lupa pertanyaannya apa. Kemudian daripada berdebat kami memisahkanlah," ujar Djarot.
Pada segmen kelima, Sylvi sempat kehabisan waktu ketika diberi kesempatan untuk bertanya kepada Anies-Sandi. Saat tengah asik menjelaskan latar belakang pertanyaan yang hendak disampaikan, waktu yang diberikan moderator habis sehingga panitia acara memutus suara dari microphone-nya.
Usai suara diputus, Sylvi tak langsung kembali ke tempat duduknya. Ia justru terlihat masih lanjut berbicara di atas panggung, tepat di hadapan tempat duduk Ahok-Djarot.
Karena melihat Sylvi enggan kembali ke tempat duduknya, Ahok lantas turun dari kursinya dan menggerak-gerakkan tangan seakan ingin melerai Sylvi dengan Anies-Sandi.
"Aku lihat kok berdua kok gamau pisah-pisah padahal waktu habis. Ya aku bercandain saja suruh pisah," kata Ahok usai debat terbuka kedua.
Suasana ruang debat terbuka kedua sempat ramai saat kejadian tersebut berlangsung. Namun, akhirnya debat terbuka dapat dilanjutkan hingga usai.
Terpisah, calon wakil gubernur nomor urut tiga Sandiaga Uno menepis anggapan dirinya memancing Sylviana untuk mengkritik Ahok."Sebetulnya itu bukan mengkritik tapi dari enam orang kandidat, Bu Sylvi itu yang rekam jejak di birokrasi paling lama, 31 tahun," kata Sandiaga.Saat segmen tanya jawab antarpasangan calon, Sandiaga bertanya kepada Sylvi perihal pengalamannya merasakan reformasi birokrasi di era gubernur di Jakarta termasuk di era Ahok. "Bagaimana pendapat ibu Sylvi terhadap reformasi birokrasi yang dijalankan Pak Basuki dibandingkan gubernur sebelumnya?."Menurut Sandiaga, berbeda halnya dengan dia dan Anies yang belum memiliki pengalaman di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sylvi telah merasakan lima era gubernur selama lebih dari 30 tahun.Dari pertanyaan itu Sandiaga mengaku mendapat pengalaman dan inspirasi yang dirasakan Sylvi mengenai reformasi birokrasi selama ini. "Jadi itulah pembelajaran bagi kami bahwa pelayanan publik harus menghadirkan lapangan kerja dan membrika akses pendidikan secara tuntas dan terjangkau," ujarnya.
(aal)