Survei SMRC: Debat Cagub Pertama Dongkrak Elektabilitas Ahok

Filani Olyvia | CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2017 18:45 WIB
Pada debat perdana, responden menilai performa Ahok lebih baik dibandingkan calon lain. Hal itu ikut mengerek elektabilitas sang petahana.
Ahok dan Djarot saat debat pertama cagub dan cawagub DKI Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyimpulkan bahwa debat pertama calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, dua pekan lalu, mempengaruhi elektabilitas tiga pasangan calon.

Survei SMRC digelar 14 hingga 22 Januari 2017 dengan melibatkan 641 responden. Dari jumlah itu, hanya 62 persen yang mengaku menyaksikan debat pertama cagub dan cawagub DKI.

Dari 62 persen responden yang mengaku menyaksikan debat pertama cagub dan cawagub DKI, sebanyak 44 persen responden menilai performa pasangan calon (paslon) nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat jauh lebih baik ketimbang paslon nomor urut satu dan tiga. 

Secara spesifik, para responden mengungkapkan bahwa Ahok-Djarot terlihat lebih baik saat menyampaikan gagasan mereka. Selain itu, program kerjanya lebih jelas, dan calon petahana dinilai lebih mengerti permasalahan yang dibahas dalam debat.

Hal ini kemudian berhasil mendongkrak elektabilitas Ahok-Djarot yang sempat turun ke angka 28,8 persen pada Desember 2016, ke angka 34,8 persen.

Berbeda dengan pasangan calon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana murni. Usai debat pertama, elektabilitas keduanya langsung terjun bebas dari 30,8 persen pada Desember 2016 jadi 22,5 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tampak terus meningkat.

"Tapi, memang tidak terlalu bergejolak, yaitu dari 20,7 persen pada Oktober 2016, hingga 26,4 persen di Januari ini," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani di kawasan Jakarta Pusat, pada Jumat (27/1). 

Secara umum, alasan paling besar yang mempengaruhi warga DKI dalam menentukan pilihan mereka adalah sudah bukti kerja, pembawaan yang tegas dan berwibawa serta, serta rekam jejak sang paslon di pemerintahan.

Dari hasil survei, bisa dilihat pula bahwa masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 ini memang punya diferensiasi yang cukup mencolok.

Alasan terbesar responden memilih sang petahana adalah sudah ada bukti nyata dari hasil kerjanya. Sebagian besar responden yang memilih pasangan AHY-Sylvi menilai keduanya adalah pemimpin yang tegas dan berwibawa. Sementara alasan utama memilih Anies-Sandi, adalah latar belakang pendidikan keduanya.

"Perlu digaris bawahi, di luar Jakarta biasanya jarang (pemilik hak pilih) yang melihat latar belakang pendidikan paslon. Tapi di Jakarta ternyata (hal) itu cukup berpengaruh," kata Deni.

Hasil survei ini pun dinilai positif oleh masing-masing tim pemenangan. Dari tim Ahok-Djarot, Ketua DPD DKI Jakarta Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengungkapkan bahwa hasil survei SMRC ini telah memperlihatkan fenomena baru yang menarik.

"Dari pengamatan saya, apakah itu pilkada di tingkat kabupaten atau provinsi, kalau incumbent (elektabilitasnya) sudah turun, biasanya bakal bablas turun. Saya sendiri kaget, setelah debat perdana, incumbent malah reborn," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, tim pemenangan Anies-Sandi, Ahmad Riza Patria mengungkapkan rasa optimisnya. "Kami optimis. Berdasarkan hasil survei SMRC, undecided voters itu masih tinggi (16,4 persen). Kalau masuk putaran dua, kami pasti menang," ujar politisi Partai Gerindra tersebut. (wis/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER