Jakarta, CNN Indonesia -- Cuaca nampaknya kurang bersahabat. Kendati demikian, hari itu, tepatnya pada Kamis (2/1), calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melakukan kampanye dengan blusukan ke Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Ditemani rintik hujan, cagub nomor dua ini menyusuri gang-gang sempit perkampungan warga.
Permintaan foto bersama dan bersalaman dengan warga lumrah ia lakukan. Sesekali ia berhenti untuk berbincang dengan warga soal banjir. Wajar, Kelurahan Ciracas merupakan daerah langganan banjir. Apalagi dekat kelurahan terdapat Sungai Cipinang.
Ketika hendak mengintip Sungai Cipinang, ia menyempatkan diri mengunjungi salah satu warga yang sakit. Bambang Sucipta menderita stroke selama empat tahun. Kusmarniati, sang istri, mendampinginya.
"Yang penting istri setia mendampingi," ujar Ahok sambil tersenyum.
Ahok hari itu lebih banyak bicara soal program kampanye. Ia mengingatkan warga untuk membuat sertifikat tanah.
"Urus sertifikat tanah biar jadi hak milik. Bila banjir sudah diatasi,harga tanah naik," katanya.
Terlepas kegaduhan yang timbul pasca sidang pada Selasa (31/1), Ahok terlihat tenang dan ramah melayani permintaan warga untuk foto atau bersalaman. Warga juga nampaknya lupa akan kegaduhan selepas sidang.
Saat ditanya wartawan, Ahok enggan memberikan pernyataan apapun terkait sidang dan isu penyadapan. Namun ia memastikan akan menemui Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma'ruf Amin.
"Nanti intinya, pasti ketemu," katanya.
Selebihnya, ia hanya menjawab tidak tahu, atau mengarahkan wartawan untuk bertanya kepada tim pengacaranya. Hal ini berbeda dengan sikapnya yang biasa ceplas ceplos dalam menanggapi sesuatu.
Gaya bicara Ahok yang ceplas ceplos itu kerap mengundang kegaduhan. Seperti yang terjadi pada Selasa (31/1), dalam sidang kasus penistaan agama.
Dalam sidang tersebut, tim kuasa hukum Ahok mengaku memiliki bukti percakapan SBY dan Ketua MUI Ma'ruf Amin. Pernyataan ini diperparah dengan pernyataan Ahok bahwa Ma'ruf tidak pantas menjadi saksi dalam sidang.
Pernyataannya ini menuai kegaduhan publik, pasalnya tuduhan ini dilayangkan pada Ma'ruf Amin yang merupakan Ketua MUI sekaligus Rois Aam PBNU.
Ucapan Ahok di sidang itu sangat bertentangan dengan klaim dia sebelumnya yang menyatakan tak mau lagi bicara sembarangan. Bahkan, Ahok juga pernah diingatkan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
"Saya bilang ke Pak Ahok, kalau ada doorstop tidak usah ngomong karena itu titipan dari wartawan-wartawan yang ada, yang dimasukannya negatif terus," ujar Megawati pada Oktober lalu.
Timses Ingatkan AhokAhok memang belum sepenuhnya bisa mengendalikan tutur kata. Tetapi Ahok disebut sudah mulai berubah dan lebih berhati-hati.
Hal itu diutarakan oleh salah satu anggota tim sukses (timses) Ahok, Eva Kusuma Sundari. Tak hanya berubah, Ahok juga disebut sudah menyadari pentingnya menjaga ucapan dan sikap.
"Tidak ada kendala, dia sudah paham tujuannya untuk kepentingan dia sendiri," kata Eva saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Jumat (3/2). .
"Dia sudah berubah banyak, masyarakat juga tahu perbaikan tersebut," ujarnya.
Terkait kegaduhan pasca sidang, Eva menganggap seharusnya hal tersebut sudah selesai karena Ma'ruf telah memaafkan Ahok.
"Yang penting Pak Ma'ruf sudah memaafkan, Pak Ahok berurusan dengan beliau. Ketika keduanya kelar, seharusnya semua kegaduhan juga usai," ungkapnya.
Eva justru mewaspadai pihak-pihak yang berusaha membenturkan Ahok dengan NU. Pihaknya, menurut Eva, tetap fokus pada pemilih di lapangan. Blusukan terus dilakukan baik oleh Ahok-Djarot, maupun tim pemenangan.