Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan meminta para relawan dan pendukungnya untuk mengawasi segala bentuk potensi kecurangan saat hari pencoblosan pemilihan calon gubernur Pilkada DKI Jakarta 15 Februari 2017.
"Saudara-saudara sekalian ancaman kita adalah kecurangan. Mari awasi," kata Anies saat berorasi dalam kampanye akbar di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (5/2).
Salah satu bentuk pengawasan itu, kata Anies, adalah dengan mengawal tempat pemungutan suara (TPS) usai mencoblos, hingga melakukan perhitungan suara selesai dilakukan.
"Tanggal 15 besok ikhtiar kita berbulan-bulan jangan sampai sirna, karena kita tidak disiplin. Jaga setiap TPS pastikan yang menang nomor tiga," ujar Anies.
Anies juga meminta relawan dan pendukungnya untuk waspada terhadap praktik politik uang yang biasa muncul menjelang pencoblosan.
Selain itu, Anies berharap agar para relawan dan pendukungnya terus bekerja keras di sepuluh hari sisa waktu menjelang pencoblosan 15 Februari.
Sebab, menurutnya kemenangan yang akan diraih bukan datang secara tiba-tiba melainkan harus dilalui dengan bekerja keras.
"Tanggal 15 tinggal sepuluh hari, mari kita bekerja setiap hari. Sepuluh hari untuk lima tahun ke depan," ujar Anies.
Di luar itu, Anies juga mengungkap kekhawatirannya mengenai jumlah penerima surat keterangan pengganti Kartu Tanda Penduduk elektronik yang mencapai 187 ribu.
Surat keterangan tersebut dapat digunakan sebagai syarat memilih untuk mengganti proses KTP elektronik. "Betul-betul menjadi kekhawatiran bagi kita, karena proses verifikasi gak lewat RT/RW," kata Anies.
Menurut Anies, proses verifikasi yang saat ini dikeluarkan di level kelurahan cenderung disalahgunakan. Sebab di level tersebut, proses verifikasi cenderung sulit mengenali warga asli, tidak seperti di RT maupun RW.
(yul)