Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta, diperkirakan dua pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno melaju ke putaran dua. Sebaliknya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni hampir pasti mental.
Perbedaan perolehan suara Ahok-Sandi dan Anies-Sandi tipis. Dari sejumlah lembaga, perbedaan suara keduanya cuma sekitar 2 persen. Dari hitung cepat, Ahok-Djarot mendapat suara 23-43 persen, Anies-Sandi 39 hingga 40 persen dan Agus-Sylvi 16-17 persen suara.
Dengan Agus-Sylvi tidak lagi ikut pilkada, maka suara para pendukungnya jelas menjadi rebutan dua pasangan lain. Ke manakah pendukung Agus-Sylvi bakal memberikan suaranya?
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto mengatakan, dengan gugurnya Agus-Sylvi di putaran pertama, keuntungan bakal memihak pada Anies-Sandi.
"Anies masuk putaran kedua, lebih mudah bagi pendukung Agus beralih Anies," kata Gun Gun kepada CNNIndonesia.com.
 Agus Yudhoyono dan Anies Baswedan saat debat kandidat Pilkada DKI Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Hal ini karena dua pasangan ini punya pendukung yang karakternya mirip. Karena itu dalam beberapa survei sebelum pencoblosan, saat elektabilitas Agus turun, perolehan suara Anies justru malah naik.
Begitu pula saat awal-awal pencalonan. Saat itu elektabilitas Agus masih tinggi sementara Anies tertinggal.
Pendukung Anies, kata Gun Gun, adalah tipikal pemilih psikologis, sosiologis, dan rasional. Sementara pemilih Agus cenderung bersifat psikologis dan sosiologis.
Tipikal pemilih psikologis dan sosiologis, salah satu cirinya adalah "asal bukan Ahok".
Gun Gun justru tak yakin dukungan partai politik akan berpengaruh besar pada putaran kedua nanti. "Pilkada ini soal memilih figur," katanya.
Sosok siapa calon gubernur dan calon wakil gubernur sangat berperan besar untuk meraih dukungan ketimbang partai pendukungnya. Agus-Sylvi diusung Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan.
 Warga Bidaracina yang hadir saat kampanye Agus Yudhoyono. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Meski belum resmi, hasil hitung cepat telah membuat Agus mengaku kalah. Secara ksatria, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono ini juga telah menelpon dua pasangan lain untuk mengucapkan selamat. Namun hingga saat ini belum ada omongan soal peralihan dukungan.
Di lain pihak, parpol pengusung sudah mulai ambil ancang-ancang. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai utama pengusung Ahok-Djarot, membidik tiga parpol pendukung Agus, PKB, PPP dan PAN.
Tiga partai ini juga masuk dalam barisan pendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bersama PDI Perjuangan.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, sebelum mengajak bergabung tiga partai itu, PDIP akan lebih dulu menggelar evaluasi putaran pertama.
Evaluasi akan dilakukan untuk memperbaiki strategi putaran kedua untuk melawan Anies-Sandi. "Kami punya strategi untuk membangun optimisme. Meski hambatan begitu besar tapi rakyat beri kehormatan pada Ahok-Djarot, ini jadi modal untuk memenangkan putaran kedua," kata Hasto.
Sementara dari kubu lawan, Anies berencana bertemu dengan Agus untuk membahas koalisi. Anies mengklaim, para petinggi partai yang mendukung dirinya dan Agus sudah bertemu untuk membahas rencana koalisi di putaran dua.
Ketua PKS Bidang Polhukam Al Muzammil Yusuf mengamini. Ia mengatakan komunikasi antarpartai pengusung Anies-Sandi dan Agus-Sylvi juga sudah berlangsung di tingkatan Fraksi DPR.