PDIP Targetkan Koalisi Putaran Dua Terbentuk 4 Maret

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2017 16:38 WIB
Tanggal 4 Maret dijadikan patokan karena PDIP ingin menunggu sampai KPUD DKI Jakarta mengeluarkan hasil final dari perhitungan suara Pilkada DKI.
(Dari kiri ke kanan) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah, dan Kepala BSPN PDIP Arif Wibowo di DPP PDIP, Sabtu (18/2). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih terus menjalin lobi-lobi politik demi menghadapi putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah 2017 di DKI Jakarta. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan target koalisi baru tersebut akan terbentuk pada 4 Maret 2017 mendatang.

Tanggal tersebut dijadikan patokan karena PDIP ingin menunggu sampai Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan hasil final dari perhitungan suara Pilkada DKI.

"Kami ikuti tahapan yang ada, karena rekapitulasi KPU sedang dilakukan maka 4 Maret kerja sama politik akan kami finalkan," kata Hasto saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Selasa (21/2).
Sebagai catatan dengan kekalahan di putaran pertama yang dialami pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, maka partai pendukung pasangan nomor urut satu tersebut akan ditarik untuk mendukung dua pasangan lain yang lolos ke putaran kedua.

Hasto menjelaskan, partai-partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, PDIP, Hanura, NasDem, dan Golkar, diberi tugas khusus untuk berkomunikasi dengan partai pendukung Agus-Sylvi.

Untuk Partai Golkar, kata Hasto, partai pimpinan Setya Novanto itu diminta terus menjalin komunikasi dengan PPP dan PAN. Sementara Hanura, NasDem, dan PPP versi djan Faridz akan terus melakukan penguatan lain.

"Kami (PDIP) berkomunikasi dengan PKB, Golkar dengan PAN dan PPP, Hanura, NasDem, dan PPP Djan melakukan penguatan dan koordinasi," ujar dia.
Status PKB, PPP, dan PAN sebagai partai pendukung pemerintah juga akan dimanfaatkan oleh PDIP untuk menarik suara mereka demi mendukung Basuki-Djarot. Hal itu diperkuat juga dengan fakta bahwa pilkada di daerah lain pun PDIP mayoritas berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah.

Menurut Hasto, kerja sama politik di tingkat nasional akan lebih baik diterapkan juga di tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Itulah yang saat ini tengah dikomunikasikan dengan partai-partai itu.

"Kerja sama di tingkat nasional akan lebih baik jika bisa dilakukan juga di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Apalagi berdasarkan data di pilkada ini sebagian besar PDIP berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah," kata dia.

Komunikasi dengan Demokrat

Sementara PKB, PPP, dan PAN terus didorong untuk berkoordinasi, PDIP mengatakan bahwa koordinasi dengan Partai Demokrat baru sebatas komunikasi pribadi saja.

Hasto mengatakan bahwa komunikasi pribadi antara dia dan Partai Demokrat dilakukan karena dia ingin mempersiapkan pemerintahan yang mendapat dukungan kuat tak hanya dari rakyat tapi juga dari parlemen.

"Saya sudah komunikasi dengan Demokrat untuk melihat bagaimana putaran kedua di DKI, saya pribadi sudah jalin komunikasi," ujarnya.

Namun begitu, Hasto menjelaskan bahwa setiap partai pasti memiliki sistem sendiri dan PDIP juga melihat sisi kepentingan strategi sebelum menjalin koalisi dengan partai lain.
Hal itu juga pasti dilakukan oleh Partai Demokrat. Oleh sebab itu, Hasto menegaskan pihaknya akan menghargai segala keputusan politik yang akan diambil partai lain.

Namun begitu dia memastikan bahwa komunikasi dengan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu akan terus dilakukan.

"Kami hargai kedaulatan politik setiap partai karena sekali lagi kerja sama antarpartai harus diambil sesuai strategi partai tersebut," kata dia.

(obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER