Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli membuka peluang kemungkinan kembalinya Koalisi Kekeluargaan di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Koalisi Kekeluargaan merupakan gabungan tujuh partai politik yang semula terdiri dari PDIP, Gerindra, PKS, Demokrat, PPP, PKB dan PAN. Namun, di tengah jalan PDIP keluar lantaran mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
"(Koalisi Kekeluargaan) Tidak tertutup kemungkinan, karena awalnya kan kami satu. Tapi Koalisi Kekeluargaan, PDIP sudah tidak ikut," ujar Nachrowi di Jakarta Timur, Kamis (23/2).
Nachrowi mengatakan, penjajakan koalisi empat partai pengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dalam menghadapi putaran kedua masih dikomunikasikan. Empat partai itu adalah Demokrat, PPP, PKB dan PAN.
"Kalau koalisi ini empat, dan sampai sekarang masih utuh menjadi satu. Sudah barang tentu gerak langkahnya kami tanyakan dulu. Kalau memang ada kecocokan, kami tetap satu," kata Nachrowi.
Nachrowi tidak mempersoalkan jika nantinya keempat partai tidak lagi sejalan dalam mengalihkan suaranya di putaran kedua.
Keputusan final empat partai itu nantinya tetap bakal ditentukan pengurus di tingkat Dewan Pimpinan Pusat. Pengurus di Dewan Pimpinan Daerah, kata Nachrowi, hanya memiliki kewenangan di tataran teknis.
"Kebijakan kami ada di tataran teknis. Itu yang sedang kami tunggu kebijakan dari DPP," ujarnya.
Hingga kini, empat partai pengusung Agus-Sylvi masih menunggu hasil KPU DKI Jakarta sebelum mengumumkan secara resmi dukungan di putaran kedua.
Meski sudah ada dukungan dari tingkat cabang hingga wilayah/daerah, keempat partai di tingkat pusat belum menyatakan sikap resmi.
Sinyal kembalinya Koalisi Kekeluargaan sempat disinggung oleh Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik, kemarin.
Taufik menyebut Koalisi Kekeluargaan yang sempat digagas jelang Pilkada bakal kembali merapat di putaran kedua.
"Sekarang kembali lagi keluarga yang menyatu. Demokrat, PAN, PPP, PKB, Gerindra, dan PKS. Sekarang putaran dua Insya Allah koalisi kekeluargaan kembali lagi menjadi utuh," ujar Taufik.
PPP Masih Tunggu KPU DKIKetua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy sementara itu mengatakan partainya masih menunggu keputusan KPU DKI untuk menentukan arah koalisi.
"Untuk Pilkada DKI putaran kedua, baru akan mengambil keputusan setelah ada pleno penetapan hasil Pilkada putaran pertama oleh KPUD pekan depan. Kita tahu persis bahwa tahapan baru akan berlangsung 23-28 Februari. Setelah Senin (6/3) pekan depan kami baru akan mengambil keputusan," kata Romi di kompleks DPR.
Romi menjelaskan PPP akan menggelar rapat melibatkan seluruh wilayah dan cabang DKI. Rapat juga akan menggandeng pengurus harian DPP partai dan para pemangku kepentigan, baik majelis pertimbangan maupun majelis syariah.
"Kita juga melihat realitas politik, bahwa pada putaran pertama kemarin kami mengusung Agus-Sylvi bersama tiga partai lain. Saya membangun komunikasi yang cukup intensif dengan tiga partai tersebut. Tapi dalam mengambil keputusan tentu independen," kata Romi.
Menurut Romi, suara arus bawah PPP berbeda-beda. Ada yang mendukung pasangan petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan ada yang mendukung pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Romi mengatakan itu merupakan hal yang wajar lantaran tidak ada partai politik yang 100 persen mengarahkan dukungannya. "Yang tersisa untuk PPP, opsi ke depan adalah memilih salah satu dari dua opsi atau netral," kata Romi.
(gil)