Jadi Bom Waktu, KPU DKI Minta Tim Paslon Awasi Data Pemilih

CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2017 05:38 WIB
Tim pemenangan diminta aktif mengawal pendataan pemilih sejak awal agar tidak terjadi protes saat daftar pemilih tetap (DPT) ditetapkan.
Spanduk sosialisasi Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pilkada DKI Jakarta 2017 terpampang di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (14/11). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Mochammad Sidik meminta setiap tim dari pasangan calon (paslon) untuk sejak awal mengawal pendataan pemilih untuk putaran dua. Jangan sampai masalah tersebut justru menjadi bom waktu di akhir.

KPU DKI terbuka untuk menerima setiap masukan maupun kritik dari tim pasangan calon terkait dengan data pemilih.

"Silahkan saja tim paslon dua, tiga, kan kami mau perbaiki, kalau tidak dikritisi, tidak diberi masukan, tidak ditanggapi, akhirnya saya bilang jadi bom waktu," kata Sidik di Jakarta, Selasa (14/3).
Sidik mengatakan data KPU DKI Jakarta belum tentu sempurna. Ia menyebut faktor human error bisa terjadi saat proses memasukkan data.

"Kan ini ada human yang mungkin karena saking ngantuknya, ngetik nama orang jadi salah, ngetik angka salah. Nah itu juga yang harus dipahami," tuturnya.

Untuk itu, Sidik mengimbau agar setiap paslon mengirimkan timnya untuk melakukan proses pendataan pemilih yang saat ini sedang dilakukan oleh KPU DKI.
"Kami juga minta tim paslon mengirim orang. Dan, harus pintar tim kampanyenya, jangan iya-iya aja. Nanti (kalau ada masalah) yang atasnya baru teriak, yang bawahnya enggak ada informasi, enggak ada laporan," katanya.

Sampai hari ini Sidik mengaku KPU DKI belum menerima masukan dari tim pemenangan pasangan calon terkait dengan data pemilih untuk putaran kedua.

Hal itu menjadi sorotan Sidik lantaran tim pemenangan pasangan calon kerap melakukan protes saat daftar pemilih tetap (DPT) sudah ditetapkan, namun tidak melakukan pengawalan saat proses memasukkan data.

"Kami terbuka saja, kawal saja, mau di 267 kelurahan, dipelototi juga nggak apa-apa saya bilang ke teman-teman. Yang penting jangan dia teriak di akhir, bahwa ada penggelembungan, ada kecurangan, dibuka saja kalau data kami ada yang bermasalah dikritisi saja," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER