Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta (Bawaslu) menjelaskan secara rinci kriteria kegiatan yang dikategorikan sebagai kampanye. Pasalnya, dia kerap dituding melakukan pelanggaran kampanye.
"Saya minta tolong agar Bawaslu bisa jelaskan detail apa yang disebut kampanye dan apa yang boleh dikategorikan bukan kampanye," kata Djarot saat blusukan di permukiman wilayah Buaran, Klender, Jakarta Timur, Minggu (19/3).
Penegasan kriteria itu, menurut Djarot, perlu dilakukan supaya tidak ada kesalahan persepsi dan saling tuding antarsesama pasangan calon gubernur mengenai dugaan pelanggaran kampanye di luar jadwal.
"Ini supaya jelas. Kan repot, masa saya mau salat magrib di masjid saja harus lapor Bawaslu? Kalau tiba-tiba setelah salat banyak warga yang kumpul dan nanya saya, kan susah. Masa seperti itu disebut kampanye," tuturnya.
Keluhan itu disampaikan Djarot menyusul kabar bahwa Bawaslu menemukan indikasi kegiatan kampanye ilegal sejak 16 Februari yang melibatkan kegiatan dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur ibu kota, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Meski demikian, lembaga tersebut tak menyebut jumlah laporan dugaan pelanggaran yang diterima pada awal Maret lalu.
Sebelumnya, Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti menjelaskan, kegiatan dapat didefinisikan sebagai kampanye jika mengandung unsur penyampaian visi, misi, program kerja dan informasi lainnya. Karena itu, Bawaslu memandang selama ini banyak kegiatan cagub dan cawagub Jakarta yang mengandung unsur penyampaian program kerja atau visi dan misi di luar jadwal.
"Maka dari itu, indikasi [pelanggaran] seperti apa harus jelas. Saya hargai ketegasan Bawaslu tapi tetap harus jelas kriterianya," tutur Djarot.
Selama ini Djarot merasa yakin dia dan Ahok tak pernah melakukan kegiatan kampanye di luar jadwal yang telah didaftarkan kepada Bawaslu.
"Saya yakin Pak Ahok tidak lakukan kampanye ilegal. Kalau dia kunjungi orang sakit itu kampanye, bukan? Tidak, dong. Kecuali Pak Ahok saat kunjungannya mengumpulkan beberapa orang tokoh, menjelaskan visi misi programnya dan meminta warga di situ pilih dia," tuturnya.