Habis Ahok, Terbitlah Djarot

CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2017 07:02 WIB
Ahok memilih metode yang relatif tak sering menemui publik secara terbuka. Sementara Djarot, semakin rajin menyambangi warga agar lebih dikenal.
Ahok memilih metode yang relatif tak sering menemui publik secara terbuka. Sementara Djarot, semakin rajin menyambangi warga agar lebih dikenal. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahaja Purnama bisa jadi ingin menghindari ‘keramaian’ di depan publik selama masa kampanye kali ini. Dalam Putaran 2 Pilkada DKI Jakarta, Ahok—sapaan Basuki—relatif tak banyak muncul di pemberitaan media.

Peran itu, kini lebih banyak oleh sang wakil: Djarot Saiful Hidayat. Ahok, mungkin saja, ingin Djarot lebih ‘bersinar’ menjelang pemungutan suara pada 19 April mendatang.

Hal itu dibenarkan oleh Djarot. Dengan nada bicaranya yang khas, Djarot mengatakan ‘mode senyap’ yang dilakukan Ahok semata-mata memang untuk menaikkan elektabilitasnya.

"Sekarang agenda Pak Ahok (sapaan Basuki) lebih banyak tak dipublikasikan. Itu kenapa? Karena dia sudah terkenal, yang belum terkenal kan Djarot," ujar dia Jumat (17/3).

Dorongan agar Djarot lebih 'bersinar' pada Putaran 2 kali ini, mungkin bisa dilihat dari pemberitaan. Dalam pekan ketiga masa kampanye, agenda dia relatif lebih mudah beredar di kalangan wartawan, dibandingkan dengan Ahok.

Namun, Ahok tetap berkampanye, cuma dengan cara yang berbeda.

Djarot menegaskan Ahok berkampanye namun tak selalu bertatap muka, namun juga juga melalui media sosial. Salah satunya adalah Ahok Show—siaran langsung melalui media sosial yang dimulai sejak Jumat pekan lalu. Ahok juga berdiskusi dengan warga dalam acara tersebut.
Ahok akan lebih banyak memakai mode senyap dalam kampanye kali iniAhok akan lebih banyak memakai mode senyap dalam kampanye Putaran 2. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Bagaimana dengan Djarot?

Dia relatif akan lebih banyak blusukan. Menurut Djarot, jika popularitas dan elektabilitasnya naik maka itu akan menarik suara dari pihak di luar pendukung Ahok.

"Malah untung dong karena Djarot semakin terkenal, itu akan menambah suara yang sudah loyal ke Pak Ahok," ujar dia.

Terkait dengan strategi kampanye itu, pengamat politik asal Universitas Indonesia Aditya Perdana mengungkapkan strategi tersebut sudah dipikirkan matang-matang.

Dia menuturkan selain soal elektabilitas, strategi untuk Djarot adalah terkait dengan penonjolan karakter ‘lembut’ dan tak terburu-buru.

"Ini bagian dari strategi mereka, mereka ingin menonjolkan Djarot yang lebih halus dan tidak grasak grusuk," kata Aditya.

Dia mengatakan dengan citra semacam itu, ketertarikan basis massa di luar pendukung fanatik Ahok-Djarot dapat direngkuh. Aditya juga menegaskan strategi macam ini juga diduga bertujuan untuk meredam omongan ceplas-ceplos ala Ahok.

Diketahui, Ahok memang relatif memiliki karakter yang khas, terutama soal keberanian berbicara. Namun, hal itu pula yang kemudian menimbulkan masalah macam kasus dugaan penistaan agama yang dihadapinya saat ini di pengadilan.
Riset PDB mengungkapkan isu SARA tak memengaruhi pilihan politik warga Jakarta.Riset PDB mengungkapkan isu SARA tak memengaruhi pilihan politik warga Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)


Walaupun demikian, Pusat Data Bersatu (PDB) merilis penelitian terbaru yang menunjukkan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) hanya muncul dipermukaan, namun tidak banyak mempengaruhi pilihan warga Jakarta.

Penelitian itu mengungkap meskipun selama kampanye muncul isu SARA yang dianggap menyerang salah satu pasangan calon, hasil perolehan suara putaran pertama menunjukan paslon tersebut menang dengan angka pemilih cukup tinggi.
"Basuki kampanye diam-diam merupakan pertimbangan mengurangi sisi negatif seperti komentar yang mungkin bisa jadi kontroversi," ujar Aditya

Djarot mungkin terus melakukan gerilya politik—meminjam istilah kandidat yang terhempas di Putaran 1, Agus Yudhoyono—Sylviana Murni.

Dari ke pasar hingga pemilik Warung Tegal (Warteg). Mulai dari membeli daun singkong, jagung dan wortel hingga makan bareng dengan warga.

Bisa jadi, ini saatnya Djarot ikut bersinar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER