Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menggencarkan kampanye video 'tweet jahat' di Instagram, pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Tweet jahat lebih sering nanti, enggak cuma hari Selasa," kata Anies di rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/3).
Tweet jahat adalah video singkat yang menampilkan Anies-Sandi membacakan cacian yang dia terima di sosial media, setiap hari Selasa. Cacian itu selalu ditanggapi Anies dengan tidak serius.
Sebagai contoh, dalam video tweet jahat terbaru, Anies-Sandi dan timnya, menjawab salah satu cuitan di Twitter yang menyebut alasan Presiden Joko Widodo memecat Anies dari posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam video itu, Sandiaga membacakan cuitan dan Anies mempertanyakan akun yang mengunggahnya. Lantas, salah seorang timnya beradegan layaknya video Arya Wiguna yang pernah viral kala berpolemik dengan Eyang Subur.
Anies mengungkapkan, tujuan kampanye tweet jahat adalah merespons secara santai serangan-serangan yang ada di media sosial. Tweet jahat sekaligus memberi pelajaran kepada netizen yang melontarkan cacian kepadanya.
"Sebetulnya ini membuat orang jadi berpikir, kalau menulis aneh-aneh, dibaca nih nanti," ucapnya.
Anies menilai, orang sering berbicara bebas di media sosial tanpa bertanggung jawab. Tweet jahat disebutnya juga efektif mengurangi cacian kepadanya di media sosial, meski dia tak menyebut berapa persentasenya.
"Sekarang tanpa sadar, kami kan menyebarkan tweet itu, yang nge-tweet harus ikut tanggung jawab, dan ternyata volumenya menurun," kata Anies.
Meski demikian, Anies mengklaim hingga kini serial tweet jahat yang telah dipublikasikan tidak pernah mendapat respons balik maupun klarifikasi dari pihak yang menyebarkan cacian.
Hanya, kata Anies, salah satu dampak tweet jahat adalah banyaknya mention masuk ke akun media sosial yang bersangkutan.
"Kalau figur-figur terkenal di-mention banyak sudah biasa, tapi kalau orang biasa ya lumayan agak terkejut-terkejut lah," ujar dia.
Sementara itu, di luar isu media sosial, Anies membantah mengurangi aktivitas untuk sosialisasi atau blusukan ke warga Jakarta. Menurutnya, hal ini hanya pembagian momentum antara blusukan dan konsolidasi.
"Memang nanti Anda lihat ada masa kita bakal ketemu warga, tapi ada juga kita banyak melakukan konsolidasi berbagai pertemuan dan itu jalan terus, sebagian malam hari karena terpaksa waktunya habis," kata dia.