Jakarta, CNN Indonesia -- Anies Baswedan-Sandiaga Uno memanfaatkan momentum debat kandidat putaran kedua Pilkada DKI untuk menggaet suara warga yang belum menentukan pilihan alias
undecided voters.
Debat yang digelar KPU DKI, Rabu (12/4), mengangkat isu kesenjangan dan keadilan sosial, juga penegakan hukum dan bonus demografi. Subtema yang diangkat berkaitan isu transportasi, tempat tinggal, reklamasi, dan pelayanan publik.
Isu dan subtema yang diangkat itu dianggap penting bagi warga yang pada putaran pertama belum menentukan pilihan. Hal itu dijadikan kesempatan oleh Anies-Sandi untuk memaparkan program secara rinci demi meyakinkan masyarakat.
"Kami akan fokus di debat itu di isu yang diyakini bakal jadi penting buat warga yang masih
undecided," kata Sandiaga di kawasan Jakarta Pusat, Senin (10/4).
Berdasarkan hasil survei terbaru lembaga Median, pasangan Anies-Sandi berhasil mengungguli pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam hal elektabilitas.
Dari 1.200 responden yang mengikuti survei pada 1-6 April tersebut, elektabilitas Anies-Sandi diketahui sebesar 49,8 persen dan Ahok-Djarot 43,5 persen. Sedangkan, sebanyak 6,7 persen responden tidak menjawab.
Merujuk hasil survei tersebut, Sandiaga menilai selisih angka yang diperoleh menunjukan bahwa banyak warga yang masih belum menentukan pilihannya. Tampil maksimal saat debat menjadi pilihan mutrak bagi Anies-Sandi demi merebut suara pemilih gamang.
"Karena memilih itu memenangkan hati dan pikiran jadi kami harus yakini mereka dan penampilan nanti harus tampil prima banget," ujar Sandiaga.
Anies-Sandi akan mulail mengintensifkan persiapan menghadapi debat mulai sore ini. Mereka berdua nantinya bakal berbagi peran dalam debat.
"Pak Anies lebih fokus dengan hal-hal yang berkaitan dengan institusi dan manusia. Untuk ekonomi dan infrastruktur nanti akan saya lapisi," kata Sandiaga.
Pada debat nanti juga Anies-Sandi akan menitikberatkan pada bonus demografi yang dihadapi Indonesia. Bonus demografi itu disebut berkaitan erat dengan generasi milenial.
"Bahwa usia yang produktif ini bisa dimanfaatkan untuk menciptakan perekonomian yang kuat, sehingga begitu bonus demografi kita nanti habis di tahun 2035-2040, ekonomi kita sudah kuat," kata Sandiaga.