Jakarta, CNN Indonesia -- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru Pilkada DKI Jakarta. Dalam sebuah pertanyaan tertutup mengenai alasan memilih, warga Jakarta menempatkan hasil kerja yang sudah terbukti nyata pada posisi pertama untuk memberikan suara.
Berdasarkan survei tersebut, 20 persen dari total responden menyatakan memilih calon gubernur dan wakil gubernur karena sudah ada bukti kerja.
"Karena sudah terbukti kerjanya sebesar 20 persen. Sementara itu, karena agamanya sama dengan saya sebesar 16,7 persen," kata Peneliti Senior SMRC, Deni Irfani saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Rabu (12/4).
Deni memaparkan, alasan lain yang mendasari pilihan warga adalah faktor pengalaman di pemerintahan 16,5 persen. Sementara faktor jujur atau bersih dari praktik KKN 9,9 persen.
Kemudian alasan memilih karena tegas dan berwibawa sebesar 9,6 persen, perhatian kepada rakyat 8,2 persen, pintar atau bependidikan 6,6 persen, ramah dan santun 5,7 persen, ikut pilihan orang lain atau keluarga 1 persen.
"Alasan-alasan lainnya di bawah 0 persen. Dan alasan lainnya memilih sebesar 3,9 persen. Tidak tahu atau tak menjawab 0,2 persen," kata Deni.
Menurut Deni, setelah didalami kembali pertanyaannya kepada warga terhadap kedua pasangan, Ahok-Djarot unggul dalam hal kinerja yang sudah nyata sebesar 41 persen, sementara Anies-Sandi 0,3 persen. Sebaliknya, pasangan Anies-Sandi unggul pada alasan memilih berdasarkan agama sebesar 32,4 persen.
Alasan warga itu tak berbanding lurus dengan elektabilitas Ahok-Djarot. Meski banyak yang memilih karena alasan kerja, elektabilitas pasangan petahana itu hanya 46,9 persen, kalah dari Anies-Sandi yang mendapat 47,9 persen.
Alasan Warga Jakarta RasionalKubu Ahok-Djarot tak kecewa dengan elektabilitas tersebut. Anggota Tim Pemenangan pasangan Ahok-Djarot Maruarar Sirait menanggapi positif hasil survei yang dilakukan SMRC.
Menurut Ara, sapaan Maruarar, elektabilitas Ahok-Djarot yang tertinggal dari Anies-Sandi justru membuat tim semakin bersemangat untuk mendulang suara. Sebab, kata Ara, hasil survei SMRC mengindikasikan mayoritas warga Jakarta memiliki alasan yang rasional ketika memilih calon pemimpin.
"Poin yang sangat bagus, sudah ada bukti kerjanya menjadi alasan memilih, ini rasional dan objektif. (Alasan) Kedua, faktor kesamaan agama," tuturnya.
Survei SMRC dilaksanakan pada 31 Maret sampai 5 April 2017 dengan menggunakan metodologi wawancara kepada 800 warga DKI yang sudah punya hak pilih. Mereka dipilih dengan metode
stratified systemic random sampling.
Jumlah responden yang dapat diwawancarai secara valid (
response rate) adalah 446 responden (55,8 persen). Sebanyak 354 orang tak bisa diwawancara karena sejumlah alasan.
Toleransi kesalahan (
margin of error) pada survei ini sebesar plus minus 4,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen berdasarkan asumsi
simple random sampling.